Sunday 29 June 2008

Petualangan si Gadis Miskin

Awal Sebuah Petualangan
Di sebuah desa bernama desa “White Plum,”, tinggalah keluarga miskin yang sangat malang. Keluarga itu mempunyai dua orang putri cantik bernama Bella dan Cecile.
Suatu ketika keluarga Bella dan Cecile mendapat musibah. Sawah mereka kekeringan tak ada satupun padi yang tumbuh subur. Panas terus menghampiri desa kecil tersebut. Namun Bella dan Cecile tetap ceria untuk bermain. Bella yang membantu orang tuanya bekerja disebuah restoran tepatnya menjadi koki terus memasak dengan nyanyiannya yang indah dan senyumnya yang semanis buah ceri.
Cecile yang masih berumur tujuh tahun juga sangat ceria mengikuti kelas menanam padi. Cecile sudah dari kelas satu SD mengikuti kelas khusus mengurusi sawah. Cecile juga sudah bisa menanam dan menyirami padi sendiri. Orang tua Bella dan Cecile sangat gembira dengan anak-anak mereka yang dapat mengurangi beban orang tua. Ketika itu ayah Bella dan Cecile tiba-tiba jatuh sakit. Penyakitnya parah sekali, untuk biaya rumah sakit mereka tak punya uang. Sehingga ayah Bella dan Cecile menghembuskan nafas terakhir ketika hendak mengucapkan kata terakhirnya untuk keluarga tercinta.
“Bapak kenapa kok wajahnya pucat begitu?” tanya ibunya.
“Aduh Bu, kepala bapak sakit sekali,” jawab bapaknya tiba-tiba pingsan.
“Bapak. Bangun pak ya tuhan sadarkan suamiku, panas sekali badannya,” kata ibunya khawatir.
“Cecile pulang, Bapak!!!” teriak Cecile kaget sekali.
“Cecile cepat beritahu Kakak mu di restoran,” kata ibunya.
“Iya bu,” kata Cecile sambil berlari pergi.
“Tahan ya Pak,” kata ibunya sedih.
Direstoran tempat Bella bekerja.
“Kakak gawat Kak,” kata Cecile sambil menghela nafasnya.
“Ada apa Dik?, kok tegang betul?” kata Bella.
“Kak Bapak sakit keras Pak,” ujar Cecile.
“Apa?!, Dik kamu serius?” kata Bella kaget.
“Iya kak untuk apa Cecile bohong sama kakak,” kata Cecile.
“Kakak izin sama boss dulu ya, baru kita pulang,” ujar Bella.
“Iya kak, aku tunggu,” kata Bella.
Dirumah Bella dan cecile.
“Kami pulang!!!” teriak Bella dan Cecile.
“Anak-anak ku,” kata ayahnya lemah.
“Bapak. Bapak kenapa pak?” tanya Bella sedih.
“Istriku, putri-putriku. Bapak sudah tidak kuat, bapak hanya mau berkata kalau bapak sangat....” kata ayahnya menutup mata untuk selamanya.
“Bapak!!!” teriak sedih seluruh keluarga.
Besoknya upacara pemakaman diiringi dengan tangis sedih Bella, Cecile dan Ibunya. Berat sekali rasanya kehilangan kepala keluarga. Besoknya Bella kembali bekerja di restoran, namun kesialan kembali menghampiri keluarga mereka. Bella dipecat karena sudah ada seorang penganti yang lebih handal memasak dibandingkan Bella. Keluarganya sangat sedih karena hal itu.
“Bella mulai hari ini kau tidak usah bekerja disini lagi,” kata Bos Bella.
“Tapi kenapa Pak?” kata Bella.
“Sudah ada tukang masak yang jauh lebih hebat dibanding kamu,” kata bos Bella.
“Saya mohon Pak, jangan pecat saya keluarga saya mau makan apa?” kata Bella.
“Saya tidak peduli. Cari saja pekerjaan lain,” kata Bos Bella.
“Saya sangat mohon kepada Bapak, untuk tidak memecat saya,” pinta Bella.
“Security!!!” panggil Bos Bella.
“Ada apa tuan?” tanya Security.
“Bawa gadis ini keluar, dan jangan biarkan dia masuk lagi ke restoran ini,” jawab Mantan Bos Bella.
“Siap Tuan!!!” kata petugas Security.
“Jangan, saya mohon pak. Beri saya kesempatan,” kata Bella.
“Ayo keluar mba,” paksa Security itu.
Dirumah Bella.
“Apa?!, dipecat,” kata ibunya sangat kaget.
“Iya bu, maafkan Bella,” ujar Bella sangat menyesal.
“Tidak apa-apa Bella, biarkan saja semua yang sudah terjadi,” kata ibunya.
“Ibu aku lapar,” kata Cecile sambil mengelus-elus perutnya.
“Kalau begitu kita makan ya. Kita makan sup rebung saja enak kok,” kata Ibunya sambil menuju ke dapur.
“Sup Rebung?. Aku belum pernah dengar,” kata Bella.
“Makan lima sendok saja akan kenyang,” kata ibunya.
“Aku bantu ya bu,” kata Bella.
“Aku juga mau bantu.” Ujar Cecile ikut-ikutan.
“Kalau begitu Bella yang bersihkan rebungnya, dan Cecile yang mengaduk supnya nanti,” kata Ibunya.
“Iya!!!” seru Bella dan Cecile.
Berhari-hari kemudian disuatu hutan. Tepatnya dirumah seorang penyihir jahat. Penyihir itu berkata pada bola ajaibnya, adakah orang yang dapat mengalahkan kekuatan dirinya, lalu bola ajaib itu berkata. Bahwa ada seorang gadis yang akan melawan penyihir jahat itu, dan gadis itu tinggal di desa “White Plum,”. Nama tak disebutkan oleh bola ajaib itu. Penyihir itu pun murka dan menyebarkan bubuk ke desa “White Plum,”. Bubuk itu adalah bubuk penyakit dan penyakit itu hanya dapat disembuhkan bila diberikan minum ramuan bunga “White Star” yang tumbuh di dekat rumah penyihir itu.
Lalu saat sedang bermain, Cecile kaget ketika muncul titik-titik hitam diatas langit yang terbang perlahan-lahan, menuju ke desa. Iba-tiba Cecile tersedak dan batuk berkali-kali dan pingsan. Orang-orang kaget dan membawa Cecile kerumahnya. Ternyata Cecile terkena bubuk hitam itu. Dan akhirnya Cecile panas dan terus tak sadarkan diri.
“Bola ajaib katakanlah, adakah orang yang dapat mengalahkan ku?” tanya penyihir jahat itu.
“Ada Ratuku yang tercinta, dia seorang gadis yang tinggal di desa White Plum,” jawab bola kristal itu.
“Apa?!, tidak mungkin ada orang yang kekuatannya melebihi sihirku,” kata penyihir jahat itu marah.
“Namun karena kekuatan hatinya gadis itu bisa mengalahkan dirimu ratuku,” kata bola kristal itu.
“Cukup sudah akan kusebarkan bubuk Black Dust dan kubuat gadis itu sakit lalu mati,” kata penyihir jahat itu sambil mengambil segenggam bubuk.
“Jangan ratuku, bubuk itu berbahaya bagi siapapun yang terkena,” kata bola kristal.
“Aku tak peduli, gadis itu harus mati!!!. Alazka Verdezka!!!” teriak penyihir itu sambil membaca mantranya.
Di desa White Plum.
“Eh apa itu hitam-hitam seperti itu,” kata Cecile kaget.
“Cecile aku pulang duluan ya,” kata temannya Cecile.
“Iya. Uhuk-uhuk-uhuk,” batuk Cecile dan kemudian pingsan.
Satu Jam kemudian.
“Hey bukankah itu Cecile, adiknya Bella,” kata seorang pemburu.
“Iya. Kita antarkan saja pulang,” kata teman si pemburu.
Dirumah Bella dan Cecile.
“Permisi Bella kau ada dirumah?” kata si pemburu.
“Lho ada apa pak kok kemari?” ujar Ibunya Bella dan Cecile.
“Bu kami menemukan Cecile pingsan di padang bunga dekat hutan,” kata teman si pemburu.
“Ya tuhan, Cecile. Putriku kenapa kamu nak?” kata ibunya sangat kaget sekaligus sedih.
“Maafkan kami bu, kita tak dapat membantu. Permisi,” kata si pemburu dan temannya sambil pergi.
“Ya tuhan Cecile!!!” teriak Bella.
“Bella cepat bawa adikmu ke kamarnya ya,” kata ibunya.
“Iya bu,” kata Bella.
Lima menit kemudian.
“Dia kemasukan bubuk Black Dust,” kata ibunya sambil mengeluarkan bubuk itu.
“Apa bubuk terlarang itu,” ujar Bella.
“Bella pergilah kehutan dan carilah bunga White star,” kata ibunya.
“Ke hutan?” kata Bella.
“Iya tolong ya, ini demi adikmu,” kata ibunya.
“Iya bu, besok aku akan berangkat,”ujar Bella.
Besoknya Bella bersiap-siap. Dia membawa sebuah tas besar. Tas itu berisikan makanan buatan ibu Bella sendiri, ada sup rebung, ubi rebus dan air putih. Ada juga mantel yang dibuatkan ibu Bella, serta beberapa pakaian. Setelah itu diberikan juga satu kantung serut yang diberikan ibu Bella dan didalam isinya ada berbagai macam Bintang.
Masing-masing bintang memiliki kekuatan yang dasyat. Pagi-pagi sekali Bella berangkat setelah mencium kening adiknya yang terus tak sadarkan diri.
“Tas sudah siap, tinggal berangkat,” kata Bella sambil mengendong tas dipungungnya.
“Bella, bawa kantung ini ya,” kata ibunya.
“Kantung serut, untuk apa Bu?” tanya Bella.
“Di dalam kantung itu ada beberapa bintang,” jawab ibunya.
“Bintang?!” ujar Bella kaget.
“Setiap bintang memiliki kekuatan yang luar biasa besarnya,” kata ibunya.
“Oh begitu Bella mengerti, terima kasih bu,” kata Bella berterima kasih.
“Sebelum kamu pergi, lebih baik pamit dulu pada adikmu. Walaupun dia masih pingsan tapi setidaknya kamu sudah berbicara dengannya,” kata Ibunya.
“Betul juga kata ibu,” kata Bella.
Dikamar Cecile.
“Cecile, kakak pergi dulu ya. Jangan mati ya. Cup,”cium Bella.
Akhirnya Bella sampai di hutan. Rumah penyihir itu cukup jauh. Tiba-tiba hujan turun dengan deras sekali. Bella akhirnya berteduh disebuah rumah milik seorang nenek tua. Ternyata nenek tua itu adalah jelmaan dari Nenek sihir yang jahat. Di rumah itu ada seorang laki-laki muda bernama Peter. Peter adalah seorang laki-laki muda yang dikutuk menjadi budak sang penyihir. Peter kemudian diubah menjadi seekor monster troll besar. Bella sangat ketakutan, badannya diangkat tinggi sekali oleh trol itu. Kemudian Bella mengeluarkan bintang pertama. Bintang itu berkekuatan membakar. Bella pun melempar bintang itu, dan trol itu terbakar dan kembali menjadi Peter.
Dirumah penyihir jahat.
“Bola ajaib, apakah gadis yang akan mengalahkanku sudah mati?” tanya penyihir jahat itu.
“Belum ratuku, gadis itu sekarang ada di hutan,” jawab bola kristal.
“Kalau begitu sekarang aku akan menyamar dengan sihirku. Roana Estendino,” mantra si penyihir.
Sementara itu Bella.
“Kok tiba-tiba mendung ya,” kata Bella sambil menatap ke langit.
Blarrrrr (Bunyi Hujan).
“Aduh hujan, ada gubuk kecil berteduh disana ah,” kata Bella.
“Anak muda kenapa hujan-hujanan,” kata si nenek sihir menyamar.
“Iya nek saya tersesat,” kata Bella.
“Aduh kasihan, ayo mari masuk berteduh disini,” kata nenek sihir itu.
“Terima kasih nek,” kata Bella. ‘Ah kata ibu dilarang ikut sama orang asing,’ ujar Bella dalam hati.
“Kau tak menganggap aku ini orang asing kan,” kata nenek itu.
“Tidak sama sekali nek,” ujar Bella berbohong.
“Silahkan istirahat di kamar ku, walaupun kecil tapi sangat hangat,” kata nenek itu.
“Terima kasih nek, maaf merepotkan,” kata Bella.
“Sama sekali tidak,” kata nenek itu sambil pergi keluar kamar.
Dibawah.
“Peter!!!” panggil nenek sihir itu.
“Ada apa nona?”kata Peter sopan.
“Kau kuperintahkan untuk membunuh gadis yang berada dikamar ku,” ujar penyihir itu.
“Tapi Nona, tak semudah itu membunuh dia,” kata Peter.
“Benar juga, kalau begitu. Poultry Evendo!!!” mantra si penyihir itu.
“Ahhh. Roaaarrrr!!!” raung Peter berubah menjadi Troll.
“Tolong, tolong. Ada troll mau membunuhku,” teriak nenek sihir itu berpura-pura.
“Ada apa, nenek. Tenang saja nek saya segera menolong,” kata Bella berlari.
“Gadis kecil yang kelihatannya nikmat, akan kumakan kau,” kata Peter sambil mengangkat tubuh Bella dengan keras.
“Gyaaa, sakit turunkan aku jelek,” kata Bella ketakutan.
“Kemarilah makanan enak,” ujar Peter membuka mulutnya lebar-lebar.
“Tidak, oh iya bintangnya. Bintang pertama yang warna merah saja,” kata Bella sambil mengambil bintang di kantung serutnya.
“Hahahaha, kamu tak akan bisa membunuhku,” kata Peter tertawa sangat kencang.
“Kecuali dengan bintang ini, rasakan kau!!!” teriak Bella sambil melemparkan bintang merah itu.
“Groaaaar!!!, Panas!!!,Panas!!!” jerit Peter terbakar.
“Rasakan kau Troll jelek,” ujar Bella.
“Ah panas sekali,” kata Peter berubah menjadi manusia kembali.
“Kau ternyata kau manusia?” kata Bella kaget.
“Kumohon jangan sakiti aku lagi,” pinta Peter.
“Tenang aku tidak akan menyakiti mu. Memang siapa yang membuat mu menjadi Troll jelek begitu?” tanya Bella.
“Dia adalah Penyihir jahat Andersen yang tinggal di belakang bukit hitam,” jawab Peter.
“Bukit Hitam, aku tak tau letaknya?” kata Bella.
“Ukh aku lapar sekali,” ujar Peter sambil memegang perutnya yang kurus.
“Kasihan kau belum makan, ini ada Ubi makan saja,” kata Bella sambil memberikan sepotong besar Ubi.
“Terima kasih. Nyam, lezat sekali!!!” kata Peter berterima kasih.
“Sekarang aku harus mencari lembah hitam,” ujar Bella.
“Aku akan menjadi pengikutmu. Aku akan setia denganmu, mari kuantarkan,” kata Peter.
“Kau tak perlu jadi pengikutku. Kita kan sama-sama manusia, masa saling memperbudak kita bisa jadi teman seperjuangan kan,” kata Bella.
“Terima kasih kau baik sekali, hatimu sehangat musim semi,” kata Peter.
Akhirnya Peter menjadi teman Bella yang setia menemani Bella. Hingga si penyihir jahat mengetahui itu, dia langsung murka dan pergi ke lembah pohon Orgon dan menyuruh mereka membunuh Peter dan Bella. Pohon Orgon adalah monster pohon yang besar dan mengerikan dengan kekuatannya dia dapat membuat manusia mati hanya dengan satu gengaman. Pohon Orgon terkenal mirip manusia karena mempunyai mata, mulut, hidung, kuping, dan kaki serta tangan.
“Apakah masih jauh menuju lembah Peter?” kata Bella.
“Ya mungkin kita akan sampai besok lusa,” ujar Peter.
“Jauh sekali tempatnya,” kata Bella.
“Aku biasa menggunkan sihir si penyihir jahat untuk sampai ke hutan terlarang jadi cepat,” kata Peter.
“Hem tak apalah kita tempuh saja semua bersama,” kata Bella.
Dirumah si penyihir jahat.
“Wahai Ratuku, rencanamu telah gagal. Bella dan Peter masih saja menuju ke lembah hitam untuk mencari obat untuk adik Bella,” kata bola ajaib.
“Apa?!, Peter penghianat aku akan membunuhnya seklaigus bersama Bella lihat saja nanti!!!” teriak Penyihir jahat marah besar.
“Lalu apa rencana mu ratuku?” kata bola ajaib.
“Aku akan pergi kerumah kawanku. Si Pohon Orgon,” ujar Penyihir jahat.
Di lembah pohon Orgon.
“Apa menolongmu membunuh gadis bernama Bella dan Peter?” tanya si pohon orgon.
“Benar. Aku muak melihat mereka yang terus bertahan,” jawab si penyihir jahat.
“Tapi bukankah Peter adalah pengikut setiamu?” kata pohon Orgon.
“Dia sudah menghianatiku, kini dia malah berpihak ke Bella,” ujar penyihir jahat.
“Baiklah tapi apa imbalan yang kudapat?” kata Pohon Orgon.
“Kau akan kuberikan banyak sekali pupuk penybur Pohon Orgon,” ujar penyihir jahat.
“Baiklah tapi jangan coba-coba ingkar janji,” kata Pohon Orgon.
“Iya tenang saja,” kata si penyihir itu sambil mengedipkan matanya.
Lalu Pohon Orgon pun berangkat menuju tempat Bella dan Peter. Ketika itu Bella dan Peter sangat kewalahan. Ketika itu Peter bersandar di sebuah pohon dan tiba-tiba, pohon biasa itu berubah menjadi pohon Orgon dan mengangkat tinggi badan Peter. Bella panik dan menjerit namun dia tertangkap, Bella pun mengeluarkan bintang berwarna biru muda. Bintan itu berkekuatan membekukan. Bella melemparnya dan Pohon Orgon pun langsung membeku, bahkan matahari yang panas pun tak akan bisa melelehkan Pohon Orgon.
“Capek betul, jalannya jauh sekali,” kata Bella sambil menghela nafas panjang.
“Iya betul. Aku bersandar dipohon ini ah,” kata Peter sambil menyandarkan tubuhnya di pohon orgon.
“Sudah sehat kembali?” tanya pohon Orgon.
“Kau Pohon Orgon. Gyaaa!!!, turunkan aku,” jerit Peter.
“Masih ingat aku Peter?” kata Pohon Orgon.
“Lepaskan aku, pohon tua jelek,” ejek Peter.
“Hey Pohon jangan sakiti Peter!!!” teriak Bella kaget.
“Oh jadi ini kekasih barumu Peter?” tanya Pohon Orgon.
“Bella lari dari sini!!!” jawab Peter.
“Tidak Peter,” kata Bella.
“Biar adil kamu naik keatas saja ya,” kata Pohon Orgon sambil menangkap dan mengangkat Bella keatas.
“Kyaaa!!!. Lepaskan aku!!!” teriak Bella ketakutan.
“Tidak akan gadis cantik. Kau akan sangat lezat jika dicampur dengan pupuk Orgon yang dijanjikan oleh temanku penyihir Andersen,” kata Pohon Orgon.
“Apa Andersen yang menyuruhmu,” kata Peter.
“Bintangnya. Yang warna biru saja,” kata Bella sambil mengambil dintang dari kantung serutnya.
“Hahahaha benda kecil seperti itu tak mampu menglahkan aku,” kata Pohon Orgon tertawa.
“Rasakan ini pohon tua, jelek, reot, dan keropos!!!” ejek Bella.
“Ah tubuhku menjadi beku, Tidak!!!!” teriak Pohon Orgon membeku.
“Terima kasih Bella,” kata Peter.
“Sama-sama. Untung kamu selamat ya,” ujar Bella.
“Sekarang ayo kita lanjutkan perjalanan kita,” kata Peter.
“Iya ayo, semangat!!!” kata Bella.


Munculnya Cinta Pertama Bella
Begitu mengetahui itu Penyihir jahat sangat marah. Ia tak mampu melakukan apa-apa lagi. Saat sedang tidur, tiba-tiba Peter terbangun dan mendengar suara orang yang memanggilnya.Ternyata itu adalah Peri hutan Francesca. Dia adalah peri yang menjaga hutan terlarang selama berpuluh-puluh tahun lamanya. Peri hutan yang sudah lama mengenali Peter langsung mengajaknya pulang bersama Bella.
“Bola ajaib apakah Bella dan Peter sudah mati?” tanya si penyihir jahat.
“Belum ratuku, Bella dan Peter sekarang sedang tidur di tengah hutan ratuku,” jawab bola ajaib sambil menunjukan gambar Bella dan Peter yang sedang tidur.
“Apa?!. Mereka harus musnah, kita tunggu sampai besok saja. Kita akan mulai penyerangan besok siang,” kata penyihir jahat sangat kesal.
Di tempat Peter dan Bella.
“Peter, peter!!!” panggil Peri Fancesca.
“Uh siapa itu yang memanggilku?” kata Peter terbangun.
“Peter, peter ini aku!!!” kata Peri Francesca.
“Heh kau Francesca?!” ujar Peter.
“Maaf menangu tidurmu, kenapa kau ada ditengah hutan seperti ini?” tanya Peri Francesca.
“Aku sedang menemani seorang gadis cantik yang ingin menuju ke lembah hitam, dia telah menyelamatkan nyawaku,” jawab Peter.
“Seorang gadis cantik?, apakah dia kekasihmu?” kata Peri Francesca.
“Bukan, dia hanya temanku. Bisa dibilang sahabat,” kata Peter.
“Lebih baik kau dan temanmu itu ikut kerumahku, malam-malam seperti ini banyak Black Tiger menyerang,” kata Peri Francesca.
“Kalau begitu aku bangunkan Bella dulu,” kata Peter.
“Iya cepat sebelum harimau-harimau jelek itu datang,” ujar peri Francesca.
“Bella bangun, Bella!!!” teriak Peter.
“Ada apa Peter, apa sudah pagi?” kata Bella terbangun.
“Ayo ikut aku dan temanku peri Francesca kerumahnya kita bisa bermalam disana,” kata Peter sambil membantu Bella berdiri.
“Peri?!, memangnya ada peri di hutan ini?” tanya Bella.
“Ada. Peri hutan, Francesca adalah anak dari peri hutan yang sangat kuat di hutan terlarang ini,” jawab Peter.
“Kalau begitu, aku setuju untuk menginap di rumahnya,” kata Bella.
Peter dan Bella pun pergi menuju ke rumah Peri Francesca. Sesampainya di rumah Peri Francesca, ayah peri sangat gembira atas kedatangan Bella dan Peter. Lalu ayahnya langsung menyiapkan sihir untuk Bella dan Peter. Esoknya saat semua keluarga peri Francesca pergi bekerja, si penyihir jahat dan menyihir Peri francesca menjadi peri yang sangat jahat di hutan terlarang peri itu bernama Gondora Fairy.
“Ini rumah mu, bagus sekali,” puji Bella.
“Terima kasih, ayah aku pulang,” ujar Peri Francesca.
“Francesca putriku sayang. Lho siapa kalian?” tanya ayah Francesca.
“Namaku Bella, dan ini Peter temanku,” jawab Bella agak takut.
“Selamat datang kalian semua,” sambut Ayah Peri Francesca.
“Kami datang kemari untuk mengalahkan Penyihri jahat Andersen,” kata Peter.
“Maksud kalian ratu sihir di hutan ini?” kata ayah Francesca.
“Ya kamu akan membalaskan dendam orang-orang yang sudah dibunuhnya,” ujar Bella bersemangat.
“Kalau begitu istirahat saja, aku siap kan kamarnya,” kata ayah peri Francesca.
Besoknya.
“Ayah dan Ibu serta kakak sudah berangkat,” kata Peri francesca sambil terbang rendah.
“Peri kecil ini bisa kumanfaatkan. Poultry Evendo!!!” teriak penyihir jahat memantrai Peri Francesca.
“Ahhhh!!!. Aku Gondora Fairy akan membunuh orang yang membela kebaikan!!!” ujar peri Francesca berubah menjadi Gondora Fairy.
Bella dan Peter pun terbangun begitu mendengar rauman Gondora Fairy.
Bella dan Peter langsung menuju ke ruang tamu. Tiba-tiba tubuh Bella terangkat dengan sihir Peri Gondora. Peter berusaha untuk menolong tapi tak bisa, ketika mau mengambil bintang di kantung serutnya, Bella tak sengaja menjatuhkan kantung serut itu. Peter mengambil sebuah bintang berwarna putih. Bintang itu berkekuatan Cahaya yang menyilaukan. Dengan cahaya bintang itu Gondora Fairy yang takut akan cahaya akan meleleh. Peter lansung teringat masa-masanya dulu, ia tak tega melelehkan Peri Francesca yang dulu adalah temannya.
“Suara apa itu?” kata Peter dan Bella sambil berlari keluar kamar.
“Hahahaha, kalian mahluk-mahluk pembela kebaikan akan mati sekarang,” kata Gondora Fairy tertawa sangat keras.
“Kyaaa!!!, lepaskan aku kumohon. Francesca sadar ini aku Bella temanmu!!!” jerit Bella sangat takut.
“Aku tak punya teman. Aku tidak perlu teman,” kata Gondora Fairy.
“Bintangnya, ah jatuh. Peter ambil kantung itu dan keluarkan bintang dari situ,” kata Bella.
“Bintang berwarna putih aja, berkekuatan Cahaya. Gondora Fairy takut akan cahaya,” kata Peter sambil mengambil Bintang Putih.
“Peter kumohon lelehkan Francesca sekarang,” kata Bella.
“Aku tak bisa, Francesca adalah kawanku selama ini aku tak bisa,” kata Peter.
“Diam jangan bergerak-gerak aku akan memakan mu,” kata Gondora Fairy.
“Tidak aku tak mau dimakan!!!” kata Peter.
“Francesca maafkan aku!!!” kata Peter sambil melemparkan bintang kearah francesca.
“Cahaya, aku akan meleleh. Ahhhh!!!” teriak Francesca sambil terus menyusut menjadi Peri Francesca kembali.
Karena semula Francesca bukanlah Gondora Fairy. Francesca tak meleleh, tetapi kembali menjadi peri hutan biasa. Francesca sangat berterima kasih kepada Peter dan Bella. Dia juga meminta maaf kepada Bella dan Peter. Setelah itu Francesca memututskan untuk ikut dengan Bella dan Peter membunuh Peri Jahat yang telah membuatnya menjadi Gondora Fairy. Dalam perjalan mereka sangat kecapekan. Mereka tak tau harus berbuat apalagi. Akhirnya mereka memutuskan untuk istirahat, Francesca membuat sebuah gubuk kecil dengan sihirnya disana Bella, Peter, dan Francesca bisa tinggal.
“Peter sepertinya kita harus pergi sekarang, sudah cukup buang-buang waktunya,” kata Bella.
“Iya kita harus pergi sekarang,” ujar Peter sambil mengambil tas Bella.
“Tunggu sebentar!!!” cegat Francesca.
“Ada apa Francesca?” kata Bella sambil menghentikan langkahnya.
“Anu, bolehkah aku ikut bersama kalian?” tanya Francesca.
“Tentu saja boleh. Syukurlah francesca tidak meleleh,” jawab Bella tersenyum.
“Itu mungkin karena dari semula aku bukan Gondora Fairy jadi tak meleleh,” kata Francesca.
“Francesca, aku senang banget kalau kamu tidak meleleh,” ujar Peter.
“Terima kasih. Anu Peter, Bella, maaf ya aku sudah mau membunuh kalian tadi,” kata Francesca menyesal.
“Tidak apa-apa, yang penting Francesca sudah menjadi Peri hutan yang baik hati dan membela yang benar,” kata Bella.
“Jadi aku boleh ikut?” ujar Francesca.
“Boleh dong!!!,” seru Peter.
Empat Jam Kemudian.
“Aku cape sekali nih,” keluh Bella.
“Kita baru jalan empat jam kalian sudah cape?” kata Francesca.
“Itu karena kamu terbang bukan jalan,” ujar Peter.
“Kita istirahat dulu ya,” kata Bella.
“Arava Buton!!!” mantra Francesca.
“Wah gubuk yang bagus sekali!!!” kata Bella.
“Kita bisa istirahat disini,” kata Francesca.
“Aku mau cari makanan dulu ya,” kata Peter.
“Cepat ya!!!” kata Bella dan Francesca.
Ketika malam tiba Bella bermimpi akan Cecile yang masih sakit. Malah penyakitnya bertambag parah. Bukan hanya Cecile seluruh anak di Desa White Plum terserang penyakit akibat Black Dust. Bella sangat gelisah sehingga terjaga dari tidurnya. Saat itu dia mendengar ada suara seorang lelaki diluar.Ternyata ada seorang pangeran tampan yang diikat disebuah pohon. Akhirnya Bella menyelamatkannya. Ketika itu Bella menghampiri pangeran itu, dan tiba-tiba Bluk!!!. Bella terjatuh ke sebuah Lubang yang berisikan Lava. Pangeran yang sudah terbuka ikatannya langsung menyelamatkan Bella.
“Selamat tidur!!!” kata Peter.
“Mimpi indah ya,” tambah Bella.
“ZZZZZZ,” dengkur Francesca.
“Dia tidur duluan rupanya,” kata Peter sambil membaringkan tunbuhnya.
Mulai sekarang dalam mimpi Bella.
“Kakak tolong kak, aku tak tahan sampai-sampai aku mau mati,” keluh Cecile.
“Cecile kamu tambah parah dik, kamu enggak apa-apa?” tanya Bella.
“Kakak tolong kami kak, hanya kakak yang bisa menolong kami,” jawab Cecile.
Sekarang kita kembali ke dunia nyata.
“Adik!!!” jerit Bella. “Masih malam rupanya, aku takut kalau adik mati,”.
“Tolong!!!, siapapun tolong!!!” teriak pangeran itu.
“Suara siapa itu, sepertinya diluar aku kesana ah,” kata Bella.
Diluar.
“Hallo ada orang dihutan ini?” kata Pangeran.
“Ah kau, kenapa bisa terikat seperti ini?” kata Bella kaget.
“Aku diikat oleh seorang nenek jelek yang sudah reot,” kata pangeran.
“Biar kulepaskan, nah sudah,” kata Bella sambil melepaskan tali yang mebgikat tubuh Pangeran.
“Terima kasih, gadis yang cantik,” kata Pangeran.
“Sama-sama Aaaaah!!!, tolong,” jerit Bella terjatuh.
“Hey pegang tanganku!!!” kata Pangeran itu sambil menjulurkan tangannya.
“Tolong aku takut, panas sekali disini,” kata Bella menangis karena takut.
“Ayo cepat pegang tanganku, ayo,” kata Pangeran hampir berhasil mengangkat Bella.
“Aku takut!!!” kata Bella berhasil keluar dan memeluk Pangeran.
“Sudah kau aman sekarang, terima kasih telah menolongku,” kata Pangeran sambil membelai rambut Bella yang halus.
“Siapa nama kamu?” tanya Bella.
“Aku Pangeran Andrew dari kerajaan matahari,” jawab Pangeran Andrew.
“Aku Bella dari desa White Plum,” kata Bella.
“Senang bertemu denganmu, dimana kau tinggal aku tersesat. Bolehkah aku tinggal bersama mu?” kata Pangeran Andrew.
“Aku tidak tinggal dimana-mana, aku sedang dalam perjalanan menuju ke tempat seorang penyihir jahat,” kata Bella.
“Aku akan menemanimu kesana Bella,” ujar Andrew.
“Aku tidak sendirian aku bersama kedua teman ku,” kata Bella.
“Siapa mereka?” tanya Pangeran Andrew.
“Peter dan Francesca si peri,” kata Bella.
“Aku tetap akan ikut denganmu,” kata Andrew.
Besoknya Peter nampak sangat kesal dengan kedatangan Pangeran Andrew yang mendampingi Bella. Rupanya Peter juga menyukai Bella sejak pertama bertemu. Peter hanya bertengkar terus dengan Pangeran Andrew yang juga menyukai Bella. Bella sampai pusing mendengarkan pertengkaran mereka berdua. Kemudian sampailah mereka di sebuah gunung.
Penyihir jahat yang diberitahukan bola kristal langsung menuju ke tampat penyihir Renderly yang sangat pintar mengendalikan pikiran manusia biasa.
Penyihir Rendenly sangat sulit ditaklukan dia tak dapat mati, kecuali dengan Akar-akar yang dapat menjerat. Itulah kekuatan Bintang berwarna hijau, bintang itu dapat mengendalikan akar tanaman dan mengikat musuh lalu mengikatnya dengan keras sehinga musuh sulit bernafas dan mati.
“Hey siapa kau?” kata Peter sinis.
“Aku adalah pelindung Bella yang cantik dan manis,” ujar Pangeran Andrew.
“Apa kau bilang?!, asal kau tau ya aku ini yang menjaga Bella,” kata Peter.
“Mulai sekarang tugasmu kugantikan, rakyat biasa,” kata Pangeran Andrew.
“Pangeran Andrew, Peter jangan bertengkar,” kata Bella berusaha memisahkan mereka berdua.
“Pangeran Andrew?, apakah kau anak dari Ratu Pricilia?” kata Peter.
“Ya aku anak dari Ratu Pricilia, memangnya kenapa?” ujar Pangeran Andrew.
“Tak apa-apa, aku hanya ingat masa lalu,” kata Peter.
“Peter, pangetan Andrew sarapan yuk,” ajak Bella.
“Iya, kau dapat apa Bella?” tanya Peter.
“Hanya jamur dan telur burung saja,” jawab Bella.
“Kelihatannya nikmat sekali,” kata Pangeran Andrew.
“Kita makan yuk Francesca sudah menunggu tuh,” kata Bella.
“Ayo!!!” seru Pangeran Andrew dan Peter.
Enam Jam Kemudian.
“Hey lihat kita sudah keluar hutan, kita sekarang sedang ada digunung,” kata Francesca.
“Benar juga, wow pemandangannya secantik kamu Bella,” puji Peter.
“Eh Terima kasih, kamu memang cowok yang romantis,” balas Bella.
“Ah lihat Bella bunganya mawarnya cantik ya manis kayak kamu,” kata Pangeran Andrew tak mau kalah.
“Ah masa sih?” kata Bella.
“Iya benar kok, kamu manis kayak bunga mawar,” ujar Pangeran Andrew.
“Emangnya Bella gula apa?” sindir Peter.
“Heh kamu jangan nyindir aku terus dong!!!” bentak Andrew marah.
“Terserah aku dong,” kata Peter.
“Sudah jangan bertengkar terus, Peter jangan mengejek Andrew lagi,” kata Pangeran Andrew.
Sementara itu Penyihir jahat.
“Gawat Ratuku, Bella masih hidup kini ia sudah sampai di gunung,” kata Bola Ajaib.
“Apa?!, kenapa Bella bisa lolos dari jebakan Lava,” kata Penyihir Andersen.
“Lebih buruknya lagi pangeran Andrew yang menjadi umpan menjadi teman Bella sekarang. Jika anda tak bertindak kekuasaanmu kepada hutan dan lembah hitam akan hilang,” jelas Bola ajaib.
“Aku akan meminta Rendenly kakak laki-laki ku untuk membereskan Bella,Peter, Pangeran Andrew, dan peri Francesca yang turut ikut dengannya,” kata Peri Andersen sambil pergi ke tempat kakak laki-lakinya.
Di Tempat Penyihir Rendenly.
“Kakak lama tak jumpa,” sapa Si penyihir jahat.
“Ada apa Andrsen, aku sedang sibuk membuat ramuan pesanan orang,” kata Penyihir Rendenly kasar.
“Tolonglah adik perempuan mu ini kak,” kata Penyihir Andersen.
“Ada apa dik?” kata penyihir Rendenly menghentikan pembuatan ramuannya.
“Tolong kakak bunuh keempat manusia yang mau menaklukan kita para penyihir kegelapan, nama mereka adalah Bella, Peter, Pangeran Andrew, dan satunya lagi bukan manusia sebenarnya peri bernama Francesca,” ujar Penyihir Andersen.
“Mudah saja mengalahkan mereka, tapi kalau aku berhasil kau harus berikan aku daun Golden Wich,” kata Penyihir Rendenly.
“Daun Golden Wich, aku memang punya beberapa. Tetapi untuk apa kakak membutuhkan daun langka itu?” kata Peri Andersen.
“Aku akan membuat monster emas yang kuat dan memiliki semburan api dan air yang sangat hebat, monster ini aku buat berkepala tiga agar lebih kuat lagi,” kata Peri Rendenly.
“Oke demi kebangkitan monster yang dibuat oleh salah satu keturunan Yuoreka Wich aku akan berikan daun Golden Wich yang kau minta,” kata Peri Andersen.
“Kalau begitu aku pergi dulu, aku mau bermain dengan mahluk-mahluk kecil yang mungkin bisa menghiburku,” kata Peri Rendenly menghilang.
Digunung tempat Bella berada.
“Apa masih jauh aku sudah lelah,” kata Bella.
“Sangat jauh Bella,” ujar Peter.
“Kalau begitu ku gendong ya,” kata Andrew sambil mengangkat Bella.
“Kyaaa, terima kasih. Kau baik sekali,” kata Bella malu.
“Mau kubuat lebih nyaman lagi anak-anak?” kata Peri Rendenly muncul tiba-tiba.
“Kau, kakak laki-laki Penyihir Andersen kan,” ujar Peter.
“Hai Peter lama tak berjumpa, bukannya dulu sewaktu keluargamu meninggal kau masih kecil sekali ya. Sekarang sudah jadi penghianat kami para keturunan Yuoreka Wich,” kata Penyihir Rendenly.
“Aku akan membalas dendam ayah dan ibuku,” kata Peter kesal.
“Ayah mu, Raja Ronald hanya seorang raja yang lemah. Apalagi ibumu Ratu Rose yang sangat lemah itu. Aku tak akan terkalahkan oleh anak dari orang-orang lemah,” ejek Penyihir Rendenly.
“Raja Ronald dan Ratu Rose?! , mereka adalah paman dan bibi ku. Kau sepupuku Peter Edward yang menghilang sejak pemberontakan Yuoreka Wich?” kata Pangeran Andrew.
“Ya, aku menjadi budak Penyihir Andersen sewaktu kecil,” kata Peter mengaku.
“Aku akan membantu Peter membalaskan dendamnya,” kata Bella.
“Anak kecil yang belagu sekali ya. Rerosta Andemium!!!, wahai hewan-hewan hutan maupun gunung berkumpulah lawan anak-anak kecil ini!!!” mantra Penyihir Rendenly.
“Hewan-hewannya kenapa matanya menjadi hitam?” kata Bella ketakutan.
“Bella lawan penyihir itu, biar aku, Andrew dan Francesca yang mengurus binatang ini,” teriak Peter.
“Iya kalian bantu aku ya,” balas Bella.
“Serang para binatang, tunjukan kekuatan kalian,” kata penyihir Rendenly.
“Penyihir lawan mu adalah aku,” kata Bella.
“Silahkan gadis kecil kau boleh menyerang sesusakamu,” kata penyihir Rendenly.
“Peter apa kelemahannya?” kata Bella.
“Jeratan akar tumbuhan Bella,” kata Peter.
“Baiklah bintang hijau serang!!!” teriak Bella sambil melempar bintang berwarna hijau.
“Bintang itu. Ahhh!!!, tolong aku sulit bernafas kumohon lepaskanlah,” pinta penyihir Rendenly kesakitan sekaligus sulit bernafas.
“Lebih erat lagi wahai bintang hijau,” kata Bella.
“Aku tak kuat, ahhhh!!!” teriak Penyihir Rendenly mati dan menjadi abu.
“Ah dia berubah menjadi abu,” kata Bella.
“Hewan-hewannya menghilang,” kata Francesca.
“Mungkin kembali ke tempat mereka masing-masing,” ujar Peter.
“Pangeran Peter, maaf aku menganggapmu kalangan bawah,” kata Pangeran Andrew.
“Tak apa Pangeran Andrew, sebagai keturunan kerajaan Edward kita harus selalu bersama,” kata Peter.
“Pangeran Peter jadi kau pangeran,” kata Bella.
“Lebih tepatnya begitu Bella,” kata Peter.
‘Wah Pangeran Andrew punya sepupu yang hebat banget. Pangeran Andrew memang hebat bukan hanya tampan,’ kata Bella dalam hati.
“Bella, bisa kita bicara sebentar,” kata Peri Francesca.
“Ada apa Francesca?” kata Bella sambil mengikuti Francesca.
“Tolonglah jauhi Peter, aku menyukai dia,” kata francesca.
“Baik aku akan jauhi dia, lagi pula aku enggak menyukai Peter yang aku suka itu Pangeran Andrew,” kata Bella.
“Baiklah aku dukung kamu dengan Andrew tapi jauhi Peter,” kata Francesca.
“Tenang saja, aku tepati janjiku,” kata Bella.
Penyihir Andersen sangat sedih saat mayat kakaknya dibawa pergi oleh seluruh keluarga keturunan Yuorika Wich. Karena kematian kakaknya itu dia langsung marah dan mau membalaskan dendam. Tetapi dia menunggu saat yang tepat. Akhirnya Bella menyatakan cintanya pada Pangeran Andrew dan Pangeran Andrew menerima Bella disisinya. Perasaan marah terus ada didalam hati Penyihir Andersen, dia dendam karena kakak laki-laki satu-satunya yang ia miliki dibunuh. Akhirnya monster yang sedang dibuat oleh kakaknya dilanjutkan oleh Andersen dan diberinama Golden Drangon.
Ketika sampai disuatu goa berwarna emas, Bella memutuskan untuk bermalam didalam goa yang indah dan bercahaya itu. Ketika mereka sedang tidur tiba-tiba saja Andrew terjaga dari tidurnya karena mendengar suara hembusan nafas yang sangat kencang di ujung goa emas itu. Andrew pun mengambil pedang platina panjangnya dan berlari ke ujung goa, tiba-tiba tiga kepala naga muncul dengan badan yang sangat besar. Naga itu berwarna emas, naga-naga itu memiliki keuatan yang sama yaitu kekuatan api dan air. Andrew berusaha mengalahkan naga itu, tetapi pedang platinanya terbakar ketika api dihembuskan oleh Si Naga itu.
“Terima saja kenyatannya Andersen, Rendenly adalah penyihir terbaik di keturunan Yuorika Wich. Tetapi mereka yang membela kebaikan telah membunuh pangeran penguasa negeri sihir hitam,” kata salah satu kerabat Andersen.
“Kakak adalah laki-laki yang tak takut akan sesuatu dia lelaki yang pemberani dan selalu membela sihir hitam dan kejahatan. Kenapa dia pergi secepat itu,” tangis Andersen.
“Sudahlah Andersen, abu kakakmu sudah diterbangkan dengan angin hitam ciptaan ayah,” kata kerabat Andersen lagi.
“Aku akan membunuh orang-orang yang telah berani membunuh kakak ku,” kata Andersen marah sekaligus menangis.
“Kakak mu sedang menciptakan monster, lebih baik kau lanjutkan impian kakakmu Andersen,” kata kerabatnya lagi.
“Aku tau, aku akan tinggal di rumah kakak selama beberapa hari dengan Orona Magic Ball,” kata Andersen.
Dirumah Rendenly.
“Sekarang aku masukan ‘Fire Spirit’, dan beberapa tetes Last. ‘Water Inofasion’. Dan daun yang paling penting ‘Golden Wich,’,” kata Andersen sambil memasukan beberapa bahan untuk monster yang dibuatnya.
Akhir Dari Pertarungan
“Ratuku kau yakin akan berhasil,” kata bola ajaib.
“Tentu saja Orona Magic Ball ku. Erenata Conda Festo!!!” mantra Andersen.
“Roaaar!!!!!” rauman Naga berkepala tiga itu.
“Hahahaha bangkitlah monsterku, wahai monster pembela kegelapan bunuhlah empat orang yang telah membunuh penciptamu sebelumnya. Bersembunyilah di goa Emas,” perintah Andersen sambil mengayun-ayunkan tangannya keatas.
“Roaaaaaar!!!!” raum mosnter itu lagi dan terbang tinggi lalu pergi.
Ditempat Bella dan kawan-kawan.
“Teman-teman kita istirahat di goa emas ini dulu ya,” kata Bella.
“Iya aku sudah cape berjalan,” kata Peter.
“Pangeran Andrew, bisa bicara sebentar?” ujar Bella.
“Tentu saja, kita bicara di belakang pohon itu ya,” kata Andrew.
“Pangeran sebenarnya, semenjak kita bertemu aku menyukaimu. Maukah kau mejadi pacar ku?” tanya Bella.
“Tentu saja aku mau. Aku juga mencintaimu sejak aku melihatmu,” jawab Andrew tertawa.
“Benarkah, berarti kita sudah jalan?” kata Bella.
“Sudah kok Bella, sudah,” kata Pangeran Andrew.
Malam Harinya.
“Huuuuu,huuuuu,” hembus naga berkepala tiga.
“Siapa itu yang bernafas keras sekali?”kata Pangeran Andrew sambil mengambil pedangnya dan berjalan ke ujung goa.
“Groaaar!!!,” raum si naga berkepala tiga.
“Naga emas berkepala tiga. Jangan mendekat naga busuk,” teriak pangeran Andrew.
“Roaaar!!!. Fuuuh!!!” semburan api si naga berkepala tiga.
“Gyaaaa panas, pedangku terbakar,” jerit Pangeran Andrew sambil berlari meninggalkan pedangnya.
“Andrew kau kenapa kenapa berlari?” tanya Peter.
“Ada naga berwarna emas besar sekali,” jawab Andrew.
“Lho kok tanahnya bergetar?” kata Bella bangun.
“Iya aneh,” kata Francesca juga terbangun.
“Roaaaaam!!!, fuuuuh!!!!!!” sembur air si naga.
“Banjir lari keluar semuanya!!!” kata Francesca.
“Uwaaa!!!” teriak mereka semua berlari keluar goa.
Diluar.
“Ah sakit,” kata Bella terjatuh.
“Roaaaaar!!!” tujar si naga menangkap Bella.
“Kyaaaa, tolong aku!!!” jerit Bella.
“Bella, Peter bantu aku,” kata Andrew.
“Ya, Andrew ambil tas bintang milik Bella,” kata Peter sambil melempar tas milik Bella.
“Tas bintang, tapi bintang apa yang harus kupakai. Tinggal tiga bintang disini,” kata Andrew bingung.
“Coba saja bintang berwarna coklat itu,” kata Bella.
“Itu berkekuatan lumpur!!!” teriak Peter.
“Oke, hey naga rasakan kekuatan dasyat bintang ini!!!” kata Andrew sambil melemparkan bintang.
“Reeeeeeek!!!!” teriak si Naga berkepala tiga terhisap lumpur.
“Lumpur hisap nya belum kuat menahan badan Naga berkepala tiga yang berat,” kata Andrew.
“Bintang berwarna Hitam,” kata Bella.
“Bintang hitam berkekuatan gempa, jadi semua pegangan,” kata Peter.
“Oke, ini dia Naga terima ini,” kata Andrew berpegangan lalu melemparkan bintang.
Drt, Drtm,Drt (Bunyi getaran bumi).
“Groaaaaar!!!” raum naga itu menghilang.
“Naganya lenyap,” kata Andrew.
“Syukurlah, untung aku bisa selamat,” kata Bella.
“Iya betul,” kata Peter.
Besoknya Bella sampai di Lembah hitam. Kemudian Andersen datang. Dia yang kali ini dilawan oleh Bella. Bella dan kawan-kawannya kaget, mereka takut. Pertama-tama Andrew yang maju, tetapi dia kalah dengan mantra api yang membakar tubuh Andrew sehingga Andrew pingsan. Lalu Peter yang maju, tetapi dia juga dikalahkan dengan kekuatan Angin yang menerbangkan Peter sampai kepalanya terbentur kayu dan pingsan. Lalu berikutnya yang maju Francesca, dia berhasil melawannya dengan sihirnya namun tiba-tiba gelombang besar datang dan menghanyutkan tubuh Francesca yang mungil sehingga Francesca pingsan.
Giliran Bella. Bella tampak sedih dengan kejadian yang menimpa teman-temannya. Akhirnya dia memberanikan diri. Kemudian Andersen menyebutkan sihirnya yang pertama namun Bella berhasil menghindar. Lalu sihir kedua Bella juga berhasil menghindar. Akhirnya Bella melemparkan Bintang terkhir dan kena di dada Andersen. Andersen kepanasan dan meledak dan menjadi Abu seperti kakanya.
Akhinya Bella berhasil membebaskan seluruh mahluk hidup dan peri-peri di hutan, gunung, dan lembah peri (Dulunya Lembah Hitam). Rumah Andersen runtuh dan Yuorika Wich juga sudah pergi ke negeri lainnya.
Bella berhasil mendapatkan Bunga yang ia inginkan. Cecile dan seluruh anak pun sembuh.
“Hey anak-anak bodoh, kali ini aku lawanmu,” kata Andersen.
“Kau penyihir Andersen,” kata Bella kaget.
“Aku duluan yang maju kata Andrew,” ujar Andrew maju kedepan.
“Ah Pangeran Andrew lama tak jumpa, mari kita mulai pertandingannya,” kata Andersen.
“Pangeran hati-hati,” kata Bella.
“Ya tenang saja,” ujar Andrew.
“Eresta Fire!!!” mantra Andersen mengeluarkan api.
“Panas, panas, panas. Badanku terbakar semua,” jerit Andrew kemudian pingsan.
“Andrew!!!, aku lawanmu berikutnya,” kata Peter.
“Kau penghianat, mudah sekali melawanmu,” kata Andersen.
“Aku tak takut denganmu penyihir jahat,” kata Peter.
“Roana Win!!!” kata si penyihir sambil mengeluarkan angin topan.
“Gyaaa tolong aku terbang. Duak, ah,” teriak Peter tertiup angin sambil tertabrak pohon dan jatuh pingsan.
“Tidak Peter!!!. Penyihir bodoh beraninya menyakiti Peter, aku akan melawanmu,” kata Francesca marah.
“Francesca jangan,” cegat Bella.
“Si kecil ya, ayo tunjukan kemampuanmu sebagai peri hutan,” kata Andersen.
“Eredova Guano,” mantra Francesca.
“Ah tubuhku sakit, hanya itu yang kau bisa. Rokena Water!!!!” teriak Andersen.
“Ah air, aku tak bisa berenang tolong,” kata Francesca hanyut lalu pingsan.
“Teman-teman,” kata Bella.
“Ayo Bella, sekarang tinggal kau seorang yang masih tersisa ayo lawan aku,” kata Andersen.
“Baiklah kalau itu maumu,” kata Bella.
“Duh takut deh kalau kamu marah. Evendo Kalahari,” teriak Andersen.
“Hyaaat!!!, tak kena weeeee,” ejek Bella sambil menjulurkan lidahnya.
“Kurang ajar, kalau begitu Restendio Matahara,” balas Andersen.
“Enggak kena, penyihir jelek,” kata Bella.
“Pesto Armando,” tembah penyihir jahat.
“Tetap tak kena. Sekarang giliranku rasakan Golden Star,” kata Bella.
“Ah, Aaaaaaaah,” kata Andersen kesakitan, meledak, dan menjadi abu.
“Andersen mati?” kata Bella.
“Bella berhasil,” seru Francesca, Andrew, dan Peter.
“Ini bunga yang kau cari,” kata Peter.
“Terima kasih,” kata Bella gembira.
“Aku sayang padamu Bella,” kata Andrew.
“Aku juga,” kata Bella.
Di desa White Plum.
“Minumkan ke dia,” kata ibunya.
“Glek, kakak aku sembuh,” kata Cecile bangun.
“Syukurlah adiku sudah bangun,” ujar Bella senang.
Akhirnya semua berakhir dengan baik. Bella menikah dengan Andrew dan menjadi putri. Cecile bekerja menjadi seorang dokter istana dan ibu Bella menjadi pengasuh anak-anak Bella dan Andrew. Peter menikah dengan Francesca dan punya banyak anak peri dan manusia. Para peri bebas dari kutukan Andersen. Negeri mereka kembali hidup tentram dan damai diatas kekuasaan Bella dan Andrew.

No comments: