Sunday 29 June 2008

Ketulusan Cinta Anak Remaja

›Pertamaš
“Maluuuu!” teriak ku. Namaku Aisyah aku seorang gadis remaja kelas tiga SMA aku biasa dipangil teman-teman ku cewek Super Kuper yah aku sedih juga sih kalau dipangil begitu tapi kalian pasti enggak nyadar kenapa aku teriak malu tadi. Karena Dimas cowok yang sudah lama aku taksir nolak aku mentah-mentah. Begini ceritanya saat bell berbunyi tanda istirahat dimulai aku mengajak Dimas ke dekat kantin saat itu aku berkata sejujurnya tentang perasaan aku. “Dimas boleh bicara sebentar enggak di kantin?” tanya ku.
“Boleh saja Aisyah ada apa ?” jawabnya
“Dimas sebenarnya sudah lama aku suka sama kamu, kamu mau enggak jadi pacar aku,” kataku serius
“Aisyah, aku hargain banget cinta kamu ke aku, aku senang kamu suka sama aku tapi aku enggak bisa jadian sama kamu,” jawab Dimas
“Kenapa Dimas?” tanya ku heran.
“Aku sudah punya pacar lain,” jawab nya sambil meninggalkan aku.
Aku sangat kesal pada cewek yang telah merebut Dimas dari pelukan aku seorang. Tapi mau bagaimana lagi aku benar-benar bodoh kenapa aku harus marah sama perempuan itu toh perempuan itu pasti lebih baik dibanding aku. Tapi untuk apa aku menyerah kalau aku masih punya kesempatan untuk tau siapa perempuan yang disukai Dimas dan saat itu aku bisa merebut kembali Dimas.
“Heyyy,” teriak Cornel sahabat baiku.
“Apa, ada apa?,” ujarku kaget.
“Apaan sih kamu kok udah kayak orang kesambet aja sih,” kata Cornel
“Kamu juga sih pake teriak-teriak segala,” ucapku.
“Kamu kenapa kok kayaknya BT begitu,” tanya Cornel.
“Aku ditolak sama si Dimas,” jawab ku.
“Ya jelas aja kamu ditolak sama dia, orang Dimas sudah punya pacar,” kata Cornel tertawa.
“Kamu tau siapa gadis itu?” kata ku.
“Gadis itu anak kelas 3.1 di sebelah kelas kita, namanya Marta,” jawabnya
“Marta Diana, anak tercantik di sekolah kita, pantas saja Dimas menyukai dia anaknya kan cantik cerdas lagi,” teriak ku.
“Tapi dia sama Dimas sangat cocok kok lagi pula Dimas juga anak terganteng di sekolah kita, bukanya kemarin saat pemilihan pangeran dan putri sekolah Dimas yang mendapatkan gelar tersebut dan Marta juga adalah putri sekolah kita,” tambah Cornel.
“Memang sih mereka sangat cocok tapi, apa Dimas enggak cocok sama aku,” kataku tak semangat.
“Ya jelas lah kamu enggak cocok sama dia, kamu tuh anaknya sering enggak PD sama anak-anak kalau diajakin ngobrol apalagi kalau didekat si Dimas makanya kamu dipanggil Super Kuper sama teman-teman,” kata Cornel.
“Aku enggak tau kenapa rasanya kalau didekat Dimas pasti selalu deg-deg kan juga kalau diajakin ngobrol lagi pula aku kan bukan tipe cewek yang suka bergaul,” ujar ku.
“Ngomong-ngomong tuh si Dimas lagi gandengan sama Marta mau menuju kantin,” kata Cornel.
Rasanya mau menangis melihat Dimas jalan berduaan sama Marta rasanya seperti hatiku tertusuk pedang dan mau menanggis sekeras mungkin. Tiba dirumah bukanya senang malah makin sedih dan kesal karena orang tuaku sedang pergi ke bali tampa memberi tahuku dan malah meningalkan ketiga adiku. Adiku yang pertama adalah Roy dia kelas satu SMP walaupun sudah besar Roy masih seperti anak kecil. Lalu adik keduaku Chika kelas dua SD anak yang sangat merepotkan dan bandel. Lalu adik ketiga ku namanya Ben ia masih berumur satu tahun jadi masih bayi namun ia sangat nakal dan membuat pusing kepala.
“Aku pulang, mama papa,” sapa ku
“Kakak sudah pulang ya, kak aku lapar kak,” jawab Chika
“Chika mama sama papa mana?” tanya ku.
“Mama sama papa lagi pergi ke Bali lagi ada urusan,” jawabnya
“Kakak cepat masak lapar nih aku belum makan dari tadi pagi,” perintah Roy
“Roy, kamu ini sudah kelas satu SMP jangan manja Bantu kakak juga, kamu tolong belanja ya kakak tulis daftar belanjaan nya,” ujar ku
“Ogah ah, cape tau jalanya ke super market, Chika kek atau kakak yang pergi,” jawab nya sinis.
“Roy kakak kan Cuma minta tolong lagi pula Chika masih kecil mana mungkin dia bisa belanja dan kakak harus menjaga Ben dan Chika dan kamu kan bisa naik motor,” teriak ku.
“Kalau begitu bawa mereka semua bersama kakak,” balas Roy
“Terserah kamu saja, ayo Chika Ben kita pergi,” teriak ku kesal
Sesampainya di super market HERO dan aku ngeliat si Dimas lagi tapi untunglah Dimas lagi gak sama Marta dan sama si Aditya sahabat baiknya dia. Karena pingin banget ngendengerin suara Dimas jadi aku sapa deh dia. Syukur deh Dimas enggak marah sama aku dia malah tersenyum penuh ketulusan , oh god his smile is so good. Aku paling suka kalau dia tersenyum karena senyuman dia seperti malaikat.
“Hai Dimas, lagi ngapain?” sapa ku
“Eh kamu Aisyah, aku lagi beli shampoo sama deodorant cowok, kamu lagi ngapain,” jawabnya sambil tersenyum.
“Aku lagi belanja buat makan malam, aku mau bikin Sup Jamur dan Tomat,” kataku
“Ini siapa, lucu sekali,” ujarnya.
“Oh ini adiku, yang perempuan ini namanya Chika dan yang masih bayi ini namanya Ben, ngomong-ngomong Marta mana?” tanyaku
“Marta ya dirumahnya lah, masa dia ikut aku belanja enggak kan,” jawabnya tertawa.
“Kalau si Adit mana biasanya dia selalu ikut kamu kemana saja,” ucapku.
“Oh si Adit, dia lagi kebagian sayuran, maklum Adit paling suka makan sayuran dia kan anak yang suka olahraga,” kataku.
“Kalau begitu aku pulang dulu ya, sampai jumpa besok di sekolah Dimas dan aku harap kamu enggak marah sama aku karena tadi siang,” ujarku.
“Untuk apa aku marah lebih baik kamu lupain saja ya,” kata Dimas.
Andaikan kesenangan itu bisa sampai aku tidur malam nanti. But, itu enggak bisa karena Roy bikin ulah lagi dia membasahi seprey tempat tidurku dengan Orange Juice sehingga aku harus mengantinya lalu dia juga mencuri Chocolate Cake milik Chika sehingga Chika menangis dan juga mematahkan mobil-mobilan milik Ben sehinga Ben menangis.
“Ya Allah, Roy kamu ini ya seprey kakak tuh jadi basah kena Orange Juice aduh harus diganti deh,” bentak ku.
“Kan Cuma basah sedikit enggak perlu sampai sebegitu kek marahnya, hmmm Chocolate Cake nya enak sekali,” ujar Roy
“Huaaaaa, Cake ku dimakan sama Kak Roy,” tangis Chika
“Roy, bukanya kamu sudah makan Cake milikmu kok kamu makan Cake nya Chika dasar rakus, sudah Chika sayang jangan menangis besok kakak belikan Cake lagi,” teriak aku
“Oaaaaa, Oaaaaa,” tangis Ben.
“Roy kamu apakan mainan kesayangan Ben, sudah ya Ben sayang jagoan ku yang manis ayo tidur besok kakak belikan mainan yang baru ya Ben sayang,” teriak ku sambil mengendong Ben.
“Cerewet, sana masak,” perintah Roy
“Kakak akan laporkan kamu sama mama dan papa besok,” kataku
Dua puluh ,menit kemudian…..
“Nih sup jamur dan tomatnya sudah jadi ayo makan Chika, Roy,” teriak ku.
“Horeee,” teriak mereka besama
“Nih roti prancis buat Chika sebagai penganti Cake yang tadi,” kataku.
“Horeee,” serunya
“Kakak kok Cuma Chika yang dapat aku enggak, kakak pelit,” ujar Roy
“Siapa suruh kamu makan Cake punya dia, adil dong Roy ayo cepat habiskan sup tomat mu dan cuci piring,” perintah ku.
“Kok kakak minumnya Grape juice sih, Chika Melon Juice, kalian curang,” katanya
“Siapa suruh kau minum duluan Orange juice punya mu, kakak kan sudah bilang protesnya nanti saja cepat makan dan cuci piring lalu beri Ben susu dan jangan kamu membantah atau kamu mau kakak laporkan pada mama dan papa lalu uang jajan kamu di potong, kakak mau membantu Chika mengerjakan PR dan habis itu kakak mau mengerjakan PR,” kata aku.
“Jangan laporkan sama mama dan papa ya kak ya nanti akan aku kerjakan apa saja yang kakak suruh,” pinta Roy.
“Huuuu!, dasar kamu ini beraninya Cuma sama kakak coba sama mama dan papa cemen,” ejek ku.
Kemudian ku pergi tidur rasanya malam itu malam yang sangat panjang, wajah Dimas selalu kuingat dalam gelapnya kamarku aku selalu membayangkan dia berada di depanku tersenyum dan berkata “I LOVE YOU AISYAH,”. Esok aku harus bertemu dengan Dimas kembali andaikan aku bukan seorang Super Kuper aku pasti bisa mendapatkan Dimas kembali disisiku.
“Huaaaam, pagi yang amat cerah ya, mataharinya terik sekali, haaaah!!. Sekarang sudah jam tujuh lewat, Chika Roy ayo bangun kita telat sekolah,” teriaku.
“Salah kakak sih kita kesiangan deh jadinya,” ujar Roy
“Sudah sana berangkat sekolah, nih duit jajan,” balas ku.
Saat sampai di sekolah aku merasa tambah semakin malu karena Bu Erlin guru Sejarah ku tidak masuk dan digantikan oleh Pak Guntur guru Matematika yang paling galak di sekolahan. Padahal jika aku terlambat Bu Erlin tak pernah marah ia hanya berkata “Besok jangan terlambat lagi ya,”.
“Selamat pagi, maaf saya terlambat,” kata ku
“Aisyah kamu ini selalu saja terlambat, tidak hanya nilai mu rendah tapi kau juga sangat lah nakal,” bentak Pak Guntur
“Maaf pa, tadi saya harus antar adik saya sekolah dulu,” jelas ku ketakutan.
“Alasan saja kamu itu ya, berdiri kamu di depan dan kamu harus mengangkat kaki kamu satu dan sebutkan perkalian satu sampai sepuluh sekarang,” perintah Pak Guntur.
“Baik pa,” kataku lesu
Selesai istirahat aku cepat-cepat pergi ke kamar mandi dan membasuh mukaku yang sangat kotor bekas olesan penghapus yang di oleskan oleh Pak Guntur. Kemudian aku menangis sedih di dalam toilet dan berkata sesuatu tentang kesialan ku dan tiba-tiba Corel datang dan membantuku menghilangkan rasa sedih itu.
“Ais, kamu kenapa?” tanya nya.
“Corel, aku malu banget sama Dimas dan Adit gara-gara tadi dimarahin Pak Guntur gara-gara aku terlambat,” jawab ku.
“Aisyah aku tau kamu juga sangat sayang sama Dimas tapi aku yakin Dimas dan Adit tidak akan menertawakan kamu, apalagi Adit dia kan orang baik dan tidak pernah mau menertawakan orang seburuk apapun muka orang itu,” kata nya.
“Corel, kamu masih suka sama Adit ya,” ujar ku.
“Aku ditolak sama dia dia bilang dia suka sama orang lain tapi aku enggak akan marah walaupun gadis itu kamu, aku sekarang bukan suka dengan Adit tapi dengan Andhika adiknya Adit,” jawab Corel.
“Andhika, dia kan lebih muda satu tahun dari kamu Corel, kamu kok suka sama dia,” kataku
“Enggak apalah pasangan cinta kita enggak harus seumur kan,” katanya.
“Kalau begitu, makasih banget ya Corel, kamu udah bikin aku enggak sedih lagi, aku mau ke kantin dulu ya,” balas ku
“Ok,” jawabnya.
Sesampainya di kantin Adit menghampiriku dan dia berkata sesuatu yang agak membuat ku senang dan entah kenapa akhir-akhir ini aku selalu dekat denganya.
“Hey, Ais apa kabar,” sapanya.
“Eh, kamu Adit. Baik kok enggak begitu buruk,” jawab ku.
“waktu itu Dimas bilang ke aku katanya kamu nembak dia ya terus kamu di tolak tapi, kamu harus menungu saat yang tepat untuk mendapatkan Dimas lagi,” ujar Adit.
“Kapan waktu itu Dit?” tanyaku
“Mungkin sampai Dimas putus sama Marta, oh iya gimana kabarnya Corel,” jawabnya.
“Baik aja tapi semenjak lo nolak dia, dia jadi sedikit lebih pendiam. Tapi untunglah Corel sudah suka sama orang lain,” kata ku.
“Siapa Aisyah?” kata Adit.
“Andhika adik kamu yang kelas 2.2 itu,” ujar ku
“Dhika, anak itu memang sangat pantas dengan Corel ya,” ucap nya tersenyum
“Adit, kalau aku boleh tau siapa sih gadis itu?” tanya ku.
“Nanti kamu juga pasti akan tau, sudah dulu ya Aisyah,” jawab nya sinis.
“Anak aneh,” ejek aku.
‘Andai aku bisa bilang ke kamu Syah, kalau aku mencintai kamu,’ ujar Adit dalam hati.
Akhirnya waktu pulang sekolah tiba juga aku pulang dengan keadaan lesu dan kemudian Adit menghampiriku dan mengajak aku pulang dengan mobil mewah nya.
‘Haaah, hari ini pun sekolah tak menyenangkan,’ kata ku dalam hati.
“Hey, Aisyah pulang bareng yuk. Hari ini kan cuacanya panas sekali nanti kulitmu gosong loh,” ajak Adit.
“Makasih ya Dit, aku masuk dulu ke mobil kamu,” kata ku sambil membuka pintu mobil Adit.
“Aisyah, kamu mau menemani aku dulu enggak ke mall,” tanya Adit.
“Boleh saja Dit, terserah kamu saja lagi pula Chika adiku di jemput jam lima sore karena aku anak SMA dan aku terkadang les dan pulang jam lima jadi dia di titip kan ke penitipan di sebelah sekolahnya,” jawab ku.
“Kalau begitu ayo,” ujarnya girang.
Sesampainya di mall…..
“Inikan mall favorite aku Adit,” ujar ku blak-blakan
“Oh ya, sama dong aku juga suka sama mall ini. Kamu suka tempat yang mana,” kata nya.
“Diamond Star, toko perhiasan kesukaan aku dan mama ku dulu aku pernah dibelikan sebuah kalung permata yang indah namun sekarang sudah kecil sekali jadi kuberikan untuk Chika adiku,” jawab ku
“Kalau begitu kita ke sana sebentar yuk,” ajak Adit lagi.
Aku pun mengikuti dia menuju ke Diamond Star dan aku memerlihatkan sebuah kalung yang sangat Cute dan manis namun sayang aku tak bisa membeli kalung itu karena uang ku belum cukup dan semua tabunganku sudah aku ambil dan kuberikan kepada Roy untuk biaya rumah sakit.
“Aiih, sudah lama tak ke sini,” ujar aku
“Kamu sibuk mengurus adik-adik mu ya, makanya jarang ke sini,” kata Adit.
“Benar juga apa yang kamu bilang tadi Adit, aku saking sibuknya mengurus Ben, Roy dan Chika jadi tak sempat ke sini,” jawab ku.
“Ben itu adik kamu yang masih bayi kan, kok kamu tinggal di rumah,” ucap Adit.
“Tidak, dia aku titipkan di penitipannya si Chika,” kata ku
“Tak berubah sama sekali ya Diamond Star ini,” kata Adit.
“Kalung itu masih ada ya padahal sudah satu tahun lebih aku menginginkan kalung ini, tapi uangku saja tak cukup mana mungkin aku bisa membelinya,” ujar ku lesu.
“Kau menginginkan kalung itu ya, lucu sekali Aisyah kamu mau tidak temani aku membeli kado untuk Maria adik kandungnya Marta dia kan ulang tahun besok, kamu datang saja ya,” kata Adit.
“Aku mau sekali datang ke pesta Marta tapi aku harus menjaga Roy, Chika dan Ben,” jawab aku
“Sekarang sudah jam lima sore kamu kuantar ke penitipan dan rumah ya,” kata Adit.
“Kamu enggak jadi beli kado,” kata Aisyah.
“Kupikir-pikir lebih baik aku tak usah datang saja ke pesta Marta lagi pula aku tak begitu suka minuman manis dan kue-kue yang manis atau coklat,” ucap Adit.
Kemudian kami sampai di penitipan Chika dan Ben dan kemudian Roy menelpon dan meminta aku untuk menjemputnya di sekolah jam setengah enam nanti.
“Makasih ya Adit, Chika Ben ayo pulang sayang,” pangil ku.
“Horeee,” teriak Chika girang sekali
“Adik-adik mu lucu-lucu sekali ya,” balas Adit
“Chika hari ini belajar apa sayang?” tanya ku kepada Chika.
“Belajar perkalian dan pembagian kak,” jawabnya manis.
Teeeeeeng (bunyi handphone)
“Hallo Roy, ada apa jemput kamu di sekolahan baiklah kakak jemput nanti,” kata aku.
“Menjemput adikmu Roy di SMP Caramel, baiklah boleh saja habis itu kuantar kamu pulang ya,” ujar Adit
“Makasih ya Dit, maaf merepotkan kamu nah itu dia Roy,” ucap ku lembut
“Kakak lama sekali,” ujarnya ketus.
“Maaf tadi kakak harus jemput Chika dan Ben ayo masuk,” kata aku.
“Jadi ini adik mu Roy, lucu sekali ya tidak terlihat seperti anak SMP,” puji Adit.
“Memangnya gue anak kecil apa lo bilang gue lucu segala gue ini anak SMP tau,” bentak Roy kesal.
“Roy yang sopan dong ngomongnya dia itu sudah bela-belain nganterin kakak buat jemput kamu, tapi kamu malah bentak-bentak dia seperti itu maksud dia kan baik,” teriak aku semakin memanas
“Sudah tak apa-apa Aisyah, ini rumah mu kan sampai jumpa besok ya aku tunggu kamu di gerbang sekolah,” ujar Adit.
“Terima kasih ya Adit aku sangat senang kamu sudah mau membantuku,” kata aku sambil tersenyum sangat manis.
Kemudian Roy yang sudah berganti baju langsung masuk ke kamar ku dan memarahiku sampai dia puas aku pun juga langsung memarahinya dan juga sampai membuat Chika dan Ben menagis saat dia sudah memarahi aku karena Adit.
“Kakak aku perlu bicara pada kakak,” kata Roy.
“Ada apa Roy kelihatannya penting sekali,” jawab ku.
“Aku tak suka dengan laki-laki yang tadi mengantar kakak,” teriaknya “Dia sudah mengataiku kak apa kakak tega melihat aku di katain sama dia,” omelnya
“Roy sikapmu sudah sangat keterlaluan, Adit itu anaknya baik tidak seperti kamu kakak benci sekali dengan sikapmu itu Roy lebih baik kakak mempunyai adik seperti Chika dan Ben saja daripada adik seperti kamu, kakak benci padamu,” teriakku mendorong pundak Roy dengan rasa penuh kebencian dan menutup keras-keras pintu kamarku
“Terserah kata kakak saja yang penting aku tak suka dengannya kakak jahat sekali,” bentak Roy
“Kak Roy, jangan bikin kak Aisyah menangis lagi nanti kakak akan sakit lagi,” kata Chika pelan.
“Berisik kamu plak,” teriak Roy sambil memukul Chika dengan buku yang ada di atas meja ruang tamu
“Sakittt, huweeee kak Roy jahat itu bukan kak Roy ku,” tangis Chika
Keesokan harinya aku sangat berharap hari itu adalah hal yang sangat baik dan ternyata surprise permintaan ku terkabulkan Adit yang menjadi penghiburku tapi ternyata permintaanku itu hanya sebentar aku melihat Dimas dan Marta sedang berduaan di kantin dan Cornel melihatku berduaan dengan Adit sehinga dia agak sedikit kesal.
“Hey Syah kok tampangmu murung sekali, tak seperti Aisyah yang biasanya selalu ceria,” sapa Adit.
“Apaan sih Dit gombal tau, ngapain sih kamu nunguin aku di gerbang sekolah tuh si Dimas kok kamu cuekin sih,” kataku tertawa geli.
“Oh soal Dimas, dia lagi nunguin Marta eh ke kelasnya bareng yuk kan kemarin kamu sudah janji,” ujar Adit.
“Terserah kamu saja deh Dit yuk,” jawab aku.
Saat di kelas.
“Aisyah tadi kamu ceria sekarang kok murung lagi sih, udah deh lupain semua masalah kamu kita ke kantin yuk,” ajak Adit.
“Oke deh terserah kamu aja tapi traktir ya,” jawab aku tertawa lagi
“Sip deh dengar mau di traktir langsung nih enggak murung lagi,” kata Adit tertawa cekikikan
“Bodo amat yang penting Happy gitu lho,” teriak Aisyah.
“Dimas sayang, lihat deh si Adit. Cih kok mau-maunya ya dia jalan sama si Super Kuper itu dia enggak waras kali ya,” kata Marta sambil menunjuk-nunjuk kearah Adit dan Aisyah.
“Biarin aja kali Marta, lagi pula Aisyah bukan anak yang sejelek kamu bayangkan kok dia anaknya lumayan cantik lagi dia juga baik,” ucap Dimas pelan.
“Kamu suka sama dia ya Dim, kamu kan pacarnya aku,” kata Marta.
“Enggak kok aku Cuma suka sama kamu seorang Marta,” balas Dimas.
“Eh, Aisyah tuh liat deh si Dimas sama Marta mesra banget ya,” bisik Adit.
“i..iya ngomong-ngomong Dit, katanya Andhika sudah pacaran ya sama Corel,” jawab ku.
“ya gitu deh, katanya Andhika sudah sejak kemarin mereka Back street,” ujar Adit.
“Maksud kamu Corel dan Andhika pacaran diam-diam, kok mereka Back Street kenapa enggak terang-terangan aja,” kata Aisyah
“Masalahnya bokap sama nyokap aku belom ngizinin Dhika pacaran kan dia baru kelas dua SMA,” jawab Adit.
“Tapi Corel bilang kedua orang tuanya setuju dan orang tua kamu juga sudah setuju,” kata ku heran
“Dhika belum bilang sama mama dan papa aku kok tapi Corel sih sudah bilang sama mama dan papa nya dan setuju walaupun Dhika satu tahun lebih muda dibanding Cornel,” kata Adit
Bell kelas pun berbunyi waktunya untuk pelajaran pertama yaitu pelajaran Fisika dan ternyata hari itu ada pengumuman mendadak. Kata wali kelas kami Ibu Bella selama tiga minggu kami akan libur sekolah karena sedang musim panas jadi kami libur musim panas aku dan teman-teman ku sangat gembira dan kemudian Marta masuk ke kelas kami dengan jalan yang seperti pragawati nan cantik.
“Harap tenang anak-anak ada pengumuman penting,” teriak Bu Bella. “Mulai besok kalian libur selama tiga minggu untuk liburan musim panas,” kata Bu Bella.
“Horeeee,” teriak seisi kelas
“Permisi Bu Bella, saya Marta Diana anak kelas 3.1,” kata Marta sopan.
›keduaš

“Ada apa Marta,” tanya Bu Bella.
“Saya sebagai seorang ketua kelas, benda hara, pengurus kelas 3.1, ketua OSIS mendapapatkan kabar Dari Pak Hasan yang terhormat untuk menyampaikan saat liburan liburan musim panas ini kita kelas 3 SMA akan mengadakan acara darma wisata ke pantai harap ibu beritahu kepada murid-murid kelas 3.2 untuk bersiap-siap terima kasih,” jawab Marta sopan.
“Terima kasih Marta tapi lain kali gelar kamu cukup di katakana satu saja seperti ketua kelas atau ketua OSIS mungkin,” ejek Bu Bella.
“Hahahahahah,” tawa kami cekikikan
“Terima kasih Ibu Bella saya harap kata-kata ibu barusan bisa saya tidak maafkan, permisi,” balas Marta sambil keluar kelas kami
“Nah anak-anak seperti yang kalian dengar tadi kalian bersiap-siap besok ya dan katanya besok akan ada Love game yaitu lomba lari berpasangan, jurit malam,voli pantai,” kata Bu Bella.
“Nice Idea banget tuh kalau Love Game itu kita lakukan,” seru kami semua.
‘Dengan adanya Love Game itu gue bisa dong nembak Aisyah,’ kata Adit dalam hati.
Saat pulang sekolah.
“Adit pulang bareng yuk hari ini Chika dan Ben di jemput mama ku jadi aku bebas sampai malam,” ajak Aisyah.
“Ayo saja Aisyah aku senang sekali bisa pulang bareng kamu lagi,” jawabnya
“Kak Adit kemarin kok kakak enggak datang ke pestaku sih kan aku menanti kehadiran kakak yang ganteng, eh kak pulang bareng yuk,”ajak Maria adik Marta sambil menarik tangan Adit.
“Tapi Maria aku harus pulang sama,” jawab Adit.
“Aditya tunggu dong kamu kan janji mau pulang bareng , Adit jangan tingalin aku,” teriak Aisyah.
Tiba-tiba hujan deras turun, karena hujan itu hatiku jadi tambah murung seragam abu-abu baruku juga basah kuyup rambutku juga basah kuyup dan tiba-tiba ada seseorang dengan suara yang cukup besar namun rasanya ku kenal ia memayungkan aku dengan payung yang ia bawa dan berkata sesuatu.
“Jangan main hujan-hujanan dong, nanti kalau kamu sakit bagaimana,” kata laki-laki itu
Saat ku menengok ke belakang astaga ternyata itu Dimas yang sedang sendirian tanpa Marta di sampingnya
“Dimas kamu ngapain masih di sini,” teriak aku kaget
“Kamu yang lagi ngapain, kalau aku sih barusan mau latihan basket dan bola dulu sama club ku tapi karena hujan jadi tak jadi latihan,” jawab Dimas
“Aku lagi enggak ngapa-ngapain tadinya sih aku mau pulang bareng sama Adit tapi dia dia pulang sama Marta dan Maria sebenarnya sih dipaksa sama mereka.” Kata ku.
“Kalau begitu pulang bareng yuk,” ajak Dimas.
“Boleh saja Dimas,” jawab ku.
“Ada gossip baru, katanya kamu jadian ya sama Adit,” kata Dimas.
“Jadian sama Adit aku, enggak kok tapi akhir-akhir ini aku sama Adit jadi dekat sekali,” ujar aku gugup.
“Kamu dekat dengan dia sampai Corel kamu tingalin, Adit juga karena dia dekat dengan kamu dia jadi ningalin aku,” kata Dimas
“Aku enggak ningalin Corel kok tapi aku Cuma enggak mau gangu dia saja pacaran sama Andhika adiknya Adit,” kata aku pelan.
“Jadi Corel pacaran sama Dhika anak kelas 2.2 adik Adit ya ampun Corel itu Andhika si daun muda saja dia mau apalagi Adit,” kata Dimas.
“Kau taukan kalau Corel ditolak sama Adit seminggu yang lalu saat itulah dia jadi suka sama Andhika dan jadian sama dia saat itu juga dia jadi ngenjauhin aku mungkin karena dia sudah punya pacar jadi Adit lah yang selama ini menjadi temanku,” kataku.
“Berarti memang hanya gadis itu saja yang bisa meluluhkan hati Adit, sejak kelas empat SD Adit jatuh cinta pada gadis itu dan sampai sekarang gadis itu satu sekolah dengannya, dulu kau sekelas dengan aku dan Adit kan dari kelas satu sampai sekarang pun kau tak tau ya,”kata Dimas.
“Enggak, lagi pula siapa sih gadis itu Dim kayaknya berarti banget buat dia,” tanya aku penasaran.
“Aku sudah janji sama dia enggak akan bilang,” jawab Dimas pelan.
Sesampainya dirumah aku segera masuk ke kamar mandi dan berganti pakaian sesekali aku masuk ke kamar Roy dan melihatnya yang sedang asik bermain PS dan Roy melihatku yang sedang mengintip di balik pintu dia menyuruhku masuk dan meminta maaf atas kejadian waktu itu
“Kakak, ayo masuk jangan mengintip saja,” pangil Roy sambil tersenyum simpul
“Hehehe iya, ada apa sih Roy,” jawab ku tersenyum simpul juga
“Aku Cuma mau minta maaf atas kejadian kemarin kak aku benar-benar menyesal sekali aku mohon jangan benci padaku,” pinta Roy
“Iya kakak sudah maafkan kok Roy, Roy kakak punya pertanyaan dulu bukannya Catrine pacar kamu punya pacar kok kamu bisa dapetin dia,” tanya ku.
“Hahaha, soal Catrine ya begini dulu aku selalu menunggu dia dimana pun dia pergi selalu kuikuti dan terkadang ku foto dia lewat Handphone dan kurekam suara dia jadi kalau aku kangen aku bisa mendengar dan memandang foto dan suaranya, lalu aku berusaha bisa menjadi teman curhat dia atau sahabat baiknya dan tunggu sampai dia putus dengan pacarnya lalu blast aku dapatkan dia,” jawab Roy panjang lebar.
“Terus dia jadi suka sama kamu begitu, kamu PDKT terus ya sama dia,” kata aku heran.
“Yah berkat aku PDKT sama dia selama kurang lebih dua hari dia langsung suka padaku dan kutembak dia dan dapatlah dia menjadi pacarku, memangnya kakak suka sama pacar siapa sih kok nanya begitu ke aku,” ujar Roy
“Anu soal itu aku suka sama Dimas dia itu cowok terkeren di sekolahku dan dia sudah punya pacar namanya Marta Diana anak kelas 3.1 kesel deh,” kata aku lesu.
“Kak Dimas ya anak yang baik itu kalau kakak pacaran sama dia aku senang sekali, ngomong-ngomong soal Marta itu kayaknya aku kenal deh oh iya dia itu kakaknya Maria Elizabeth kan aku ingat sekali,” teriak Roy.
“Kok kamu tau sih soal adiknya si Marta si Maria itu,” kata ku
“Dia kan satu kelas denganku di SMP caramel dulu dia itu naksir sama aku tapi aku tolak dia soalnya di hatiku Cuma ada Catrine seorang dan setelah aku tolak dia dia langsung menamparku dan menjauhiku terkadang sih dia melirik ke arahku dan tersenyum manis dan menangis setelah tersenyum,” ucap Roy.
“Kamu hebat sekali ya Roy kamu bisa menarik perhatian Si Maria itu dia kan bak bagi sejuta dewi kecantikan, kamu ganteng sekali sih Roy kamu tak ada duanya mirip dengan papa ya sama gantengnya,” puji ku.
“Ah kakak kan kakak tau sendiri kalau aku ini jelek masa di bilang ganteng jangan bikin geer deh,” katanya tersipu malu.
“Eh bener lho, dibandingkan dengan kakak kamu lebih cakep Chika juga dia lebih cantik dibandingkan dengan kakak apalagi Ben, Roy kamu pasti malu punya kakak seorang Super Kuper,” tambah aku
“Kakak bilang apa sih, setahu ku kakak adalah gadis tercantik di sini juga di SMA Chocolate jangan bilang diri sendiri jelek dong kakak harus lebih PD dan jangan mau menjadi seorang Super Kuper kakak harus menghilangkan nama Super Kuper itu dan menjadi anak ter cantik dan ter gaul di sekolahan jangan mau kalah sama Marta lagi pula Kak Dimas pasti suka pada kakak,” teriak Roy sambil menepuk bahu aku.
“Terima kasih ya Roy kamu memang Adik terbaik yang kakak miliki maaf waktu itu mengatai kamu adik tak berguna,” balas aku menangis
“Harusnya aku yang berterima kasih berkat kakak aku bisa menjadi pacar yang baik bagi Catrine,” jawab nya tersenyum
“Kakak Aisyah ada telefon nih dari kakak Dimas,” kata Chika.
“Makasih ya Chika, hallo ada apa ya Dimas,” kata aku.
“Aisyah kamu lagi ngapain, anu besok kamu aku jemput ya aku mau ngomong sama kamu penting sekali,” jawabnya.
“Ah tak usah repot-repot besok kan kita masih bisa bicara di gerbang atau di mana saja jadi kau tak perlu menjemputku,” balas aku.
“Kakak dari kak Dimas ya dia mengajakmu berangkat bareng ayo terima kak mumpung ada kesempatan ingat ini kesempatan sekali seumur hidup,” bisik Roy padaku.
“Ah tak apa-apa kok lagi pula aku senang kamu mau berangkat bareng aku, bagaimana dengan tawaran aku tadi kamu mau kan,” kata Dimas.
“Aku mau sekali sih Dimas, tapi besok kan darma wisata,” jawab ku malu.
“Oh iya ya aku lupa kalau begitu nanti di bus kita duduk bareng ya mumpung beda bus dari Marta,” katanya tertawa.
“Tapi aku sudah janjian sama Adit bakalan duduk bareng,” ujar aku.
“Kalau begitu maaf mengangu sampai ketemu besok pagi ya, dah,” kata Dimas sambil menutup telfonya
“Ahhhh nasib ku sial sekali,” kataku menarik nafas
“Kakak ingat ya kak pokoknya kakak harus bisa menjadi pacar Kak Dimas besok adalah hari yang bagus bagi kakak,” kata Roy
“Kamu sudah mengerjakan PR belum Roy, Chika kau juga sudah belum,” kataku berusaha mengalihkan topic pembicaraan
“Kalau aku sih sudah Kak,” jawab Chika
“Kalau Roy, pasti sudah dong eh mama sudah pulang tuh wah papa juga makan bareng yuk pa ma,” teriak ku cepat.
“Orang aneh,” kata Chika dan Roy bersamaan.
“Kamu masak apa Aisyah,” tanya mama aku.
“Ini ada Semur daging dan roti pangang manis kita makan bersama yuk,” ajak aku.
Kemudian mama ku langsung memandangku dengan perasaan heran dan kemudian menatap Chika Ben dan Roy lalu pergi ke kamar dan menonton TV setelah itu dia langsung ke meja makan saat aku sudah selesai memangang roti dan memanaskan semur daging dan juga saat papa ku duduk di samping mama ku, mama biasanya langsung memeluk papa namun hari ini mama hanya memegang pundak papa lalu makan dan kembali ke kamarnya untuk tidur.
“Semur daging nya sudah siap rotinya juga ayo makan semuanya,” panggil aku.
“Kayaknya enak nih kakak jago masak ya,” puji Roy.
“Yummy pasti rasanya Makyus,” tambah Chika
“Hmmm baunya wangi sekali Aisyah kamu memang putri papa yang pintar memasak ya,” kata papa ku
“Makasih ya semua,” jawab aku tertawa girang
“Hallo papa, Chika, Roy dan hallo mungilku Ben dan si koki Aisyah, makan yuk,” ajak mama ku lesu.
“Mama nasinya mau seberapa,” tanyaku.
“Satu setengah centong saja, mama sedang tidak lapar, mama sudah selesai makan tidur dulu ya,” kata mamaku lesu.
“Papa mama kenapa sih pa tidak seperti biasanya makan nya sedikit dan tak cerewet seperti biasanya,” tanya Roy.
“Mungkin mama kecapean Roy, makanya uring-uringan begitu kamu sudah kerjakan PR belum,” jawab papa ku
“Belum pa tadi Roy lagi main PS jadi lupa bikin PR,” kata Roy.
“Kamu ini main game terus kalau Chika sudah belum sayang?” tanya papa ku.
“Sudah pa tadi bikinnya sama-sama kak Aisyah,” jawab Chika imut.
“Aisyah bagaimana kabar pacar kamu siapa namanya Adit ya apa kabar dia,” kata papa ku.
“Papa Adit bukan pacar ku, dia itu sahabat baik aku kan sukanya sama Dimas pa, ups keceplosan,” ucap aku tertawa.
“Iya pa, kak Aisyah suka banget sama kak Dimas malahan kak Dimas tetap kakak sayangin biarpun kak Dimas sudah punya pacar,” goda Roy
“Kalau kamu Roy, jadi kapan kamu mau ngenalin Catrine pacar kamu ke papa dan mama kami sudah tak sabar menunggu dia wajahnya seperti apa sih,” ujar papa aku
“Hmmm, besok kan libur musim panas Roy ada janji sama Catrine mau pergi ke pantai sama-sama jadi di sana akan kuundang Cantrine dan keluarganya makan malam di sini,” jawab nya.
“Lho sekolah kakak besok juga mengadakan Darma wisata ke pantai kalau begitu kita sama-sama saja sekalian ya, oh iya si Catrine itu kakak juga belum pernah lihat,” tambah aku
“Ya sudah besok akan kutunjakan si Catrine itu,” kata Roy.
“Jangan kakak akan melihat dia setelah acara makan malam nanti,” kata ku
“Papa sudah selesai makan, papa ke kamar duluan ya Roy jangan lupa kerjakan PR mu,” kata papa ku
“Aku juga sudah selesai makan kak ini piring aku,” kata Roy sambil menaruh piring di dekat aku dan pergi ke kamar nya untuk belajar
“Chika juga sudah kak terima kasih ya,” kata Chika manis.
“Iya kakak cuci piring dulu ya,” ujar aku.
Kemudian setelah selesai mencuci piring aku membersihkan ruang tamu dan memberikan susu untuk Ben lalu mengantikan popok nya. Lalu mamaku bangun dan berterima kasih atas yang sudah kulakukan selama ini dan tidur di kamar ku.
“Viuuuh, piring sudah bersih eh ruang tamunya berantakan begini aku beres-beres dulu ah baru belajar dan tidur besok bangun pagi oh iya memberi Ben susu dan menganti popoknya saja belum, cih repot sekali aku setiap hari selalu begini,” keluh aku.
“Aisyah, kamu sudah tidur masih beres-beres ya,” tanya mama ku.
“Iya ma, habis ini mau beri Ben susu dan menganti popoknya lalu tidur eh sebelumnya belajar dulu ya hehehe,” jawab aku.
“Biar mama saja yang mengerjakan pekerjaan mengurus Ben malam ini Ais belajar saja ya,” kata mama ku
“Enggak ma, mama kan sedang cape kalau mama sakit bagaimana kan kita juga yang repot,” ujar aku.
“Aisyah terima kasih ya kamu adalah anak mama yan paling mama sayangi terima kasih telah merawat adik-adik mu, uh kepalaku,” kata mama ku sambil memegang kepalanya
“Mama kenapa ma?” tanya ku khawatir.
“Mama hanya demam sedikit sayang, coba mama periksa di thermometer dulu. Ya ampun panasku 37,5 derajat kayaknya demam ku agak parah deh,” jawab nya semakin lesu.
“Mama jangan memaksakan diri tidur saja di kamar ku aku akan tidur bersama mama jadi aku bisa merawat mama sekarang mama tiduran aku akan buatkan bantalan air dan aku akan ambilkan obat serta membuatkan teh jadi tenanglah,” ujar aku semakin panik.
“Terima kasih ya sayang kalau begitu mama tidur dulu ya jangan belajar sampai larut malam,” kata mama ku.
“Bantalan air nya sudah siap, obatnya ada, teh mint nya siap, mama ayo minum obatnya. Nah ini bantalan airnya ayo pakai di kompres dulu ya ma,” ujar aku.
Keesokan harinya pukul lima pagi aku sudah bangun pertama aku buat bekal untuk makanan ku ke pantai nanti lalu aku buatkan sarapan untuk keluarga ku dan mandi jam setengah tujuh aku berangkat ke sekolah.
“Selamat pagi Corel, Adit hai Dimas senang bisa ketemu sama kamu,” sapa aku gembira
“Aisyah selamat pagi,” kata Corel dan Adit
“Oh ternyata lo ikut juga Super Kuper kirain lo ada di rumah nangis karena enggak PD soalnya lo kan bukan cewek populer tapi cewek Loser makanya enggak punya teman,” ejek Marta dan genk Populer yang di buatnya.
“Eh Marta, gue tuh enggak ada urusan sama lo jadi jangan gangu gue ya cewek sok gaya,” balas aku sambil mendorong Marta hingga mau jatuh.
“Oh jadi elo sudah berani sama gue Super Kuper lo tuh belagu banget ya nantangin genk populer,” katanya sombong.
“Kakak hentikan kak jangan bertengkar,” teriak Roy dari belakang.
“Roy kamu ngapain di sini, oh iya kamu mau ikut sekalian kan sama Catrine mana dia,” kata aku.
“Ini dia namanya Catrine pacar aku,” tunjuk Roy.
“Salam kenal nama aku Catrine Ferdinia pacarnya Roy,” sapa Catrine lembut.
Ternyata Catrine lebih cantik di bandingkan Marta atau Maria pantas saja Roy menolak Maria orang Catrine secantik ini.
“Oh ternyata lo ikut juga ya Roy Catrine,” kata Maria
“Maria hei pecundang siapa pasangan lo,” ujar Catrine dingin.
“Pantesan lo nolak gue yang sesempurna ini orang lo naksir Catrine kan Roy, cowok rendahan banget sih lo apa perlu gue kasih tamparan maut gue,” kata Maria.
“Buk, jaga mulut lo ya jangan pernah lo ganguin ade gue lo berurusan sama gue ngerti,” ancam ku sambil memukul wajah mulus Maria.
“Cih kakak lo itu juga sama kayak lo ya Roy Loser,” kata nya menahan sakit.
“Perhatian anak-anak waktunya pengumuman untuk permain Love game yang mendapatkan pasangan adalah, Aisyah Putri dengan Dimas Risky. Aditya Anugerah dengan Corelia. Marta Diana dengan Rick si Culun. Roynald dengan Catrine Ferdania. Maria Elizabeth dengan Troy pendek ok selesai pengumuman kita,” teriak Andine.
“Wah, aku pasangan sama Dimas senangnya, kita berjuang bersama ya Dimas,” kata aku girang.
“Mohon bantuannya calon kakak ipar,” kata Corel
“Roy kita berjuang bersama ya sayang,” ujar Catrine
“Ayo Marta sayang kita berjuang bersama,” kata Rick
“Tidaaaaaaak,” teriak Marta.
“Ayo Maria kok kamu tinggi banget sih,” kata Troy.
“Oh my god, noooo,” teriak Maria juga.
Kayaknya kalian belum tau siapa sih si Troy dan Rick itu, mereka itu salah satu kelompok ku yaitu kelompok Loser yah Rick adalah anak yang sangat culun dia itu paling jelek lebih jelek dibandingkan aku, Troy dia anak terpendek di sekolah ku dia itu tinggi nya mungkin se Ucok Baba yah tingian lagi lah.
Sesampainya di camping.
“Aisyah kamu manis sekali siang ini, malah jauh lebih cantik di banding kan Marta sendiri,” puji Dimas.
“Kamu ngomong apa sih Dim, mukaku kucel begini kamu bilang manis oh iya kamu berantem ya sama Marta” tanya aku malu.
“Kemarin aku menelpon kamu kan, saat itu Marta dan Maria datang ke rumahku dia dengar semua obrolan kita dan dia marah padaku lalu dia bilang ‘Sebenernya kamu suka enggak sih sama aku,’ begitu,” jawab nya santai.
“Dimas boleh bicara sebentar,” kata Marta
“Boleh saja ayo kita ngomong di sana,” ujar Dimas.
‘Mereka ngomongin apaan ya ikutin ah,’ kata aku dalam hati
“Dimas, sebenarnya kamu sayang enggak sih sama aku?” tanya Marta kepada Dimas.
“Pertanyaan itu lagi, bosen tau enggak sih dengerin kamu nanya kayak gitu ke aku,” jawab Dimas dingin
“Dimas jawab, aku serius coba kamu liat muka aku sekarang dan jujur sama aku,” kata Marta sambil menarik muka Dimas ke hadapannya.
“Apaan sih Mar, kamu selalu aja maksa aku enggak akan jawab,” kata Dimas sambil memukul tangan Marta.
“Itu berarti kamu enggak sayang sama aku,” teriak Marta semakin kesal
“Kamu sendiri bagaimana, kamu sayang sama aku hah kamu sayang sama aku,” bentak Dimas.
“Dimas aku sayang sama kamu tapi apa kamu sayang sama aku,” balas Marta pelan sekali
“Kalau kamu sayang sama aku, ngapain kamu jalan berduaan sama Alan kemarin siang kamu pulang sekolah sama Alan kan terus kamu mencium bibir dia kan, terus kamu bilang kamu sayang sama aku. Padahal jelas-jelas kamu sudah selingkuh Marta,” teriak Dimas semakin memanas.
“Dimas aku bisa jelasin semuanya kemarin dia yang memaksa ku mencium bibir nya,” kata Marta.
“Enggak perlu Marta, kamu pasti bohong mulai detik ini juga kita putus,” kata Dimas sambil pergi meningalkan Marta yang menangis terduduk di pojokan pintu.
“Dimas kamu putus ya sama Marta,” kata aku.
“Yah, kamu mau enggak jadi pengantinya Marta di hati aku Aisyah?” tanya Dimas.
“Aku jadi pacar kamu, tentu saja aku mau aku sangat bahagia akhirnya orang yang aku cintai mau juga jadi pacar aku,” jawab aku.
“Itu artinya sekarang kita udah jalan,” kata Dimas.
“Sudah Dimas sudah sejak satu menit yang lalu kita jadian,” kata aku.
Kemudian hari demi hari kami jalani bersama setiap kali aku melihat Adit dia tampak sangat kesepian selalu duduk termenun sendiri dan membaca buku di perpustakaan Adit tetap menjadi populer biar pun terlalu pendiam sejak aku jadian dengan Dimas dia selalu sibuk latihan di club olahraga dia yaitu club: Basket, Voli, Bola, Bulu tangkis, Base ball, tennis meja, renang dan lain-lain . Andhika adik Adit sendiri susah berbicara dengan kakak nya itu apalagi Dimas Corel atau aku.
›Ketigaš


“Gue harus bisa dapetin Aisyah apapun caranya gue mencintai dia, ahh ayolah Dit kenapa lo harus mikirin Aisyah kan masih banyak cewek lain Maria misalnya, kok gue selalu mikirin dia ya Aisyah habis biar pun lo Super Kuper tapi cantik banget sih,” kata Adit.
“Kak Adit, kak Adit,” panggil Maria di depan rumahnya.
“Hah si Maria ngapain dia ke sini, iya tunggu sebentar,” kata Adit.
“Eh kak Adit makin ganteng aja mirip sama Tom Cruise, Maria jadi tambah suka sama Kak Adit,” puji Maria.
“Makasih ya Maria, ayo masuk mumpung lagi enggak ada orang,” kata Adit.
“Kak Adit kayanknya BT banget sih emangnya ada apa sih ka kak ayo dong cerita sama Maria,” kata Maria.
“Aku enggak apa-apa kok Mar, lagian ngapain sih kamu ke sini terus kamu ngapain pakai baju serapi itu emang rumah aku mall apa,” ujar Adit cuek.
“Kok Kak Adit ngomongnya kasar amat, aku ke sini itu mau ngajak kakak ke Party Dance di Hotel punya papa aku dan kak Marta, datang ya kak terus kakak bawa deh pasangan Date nya kakak,” kata Maria
“Thaks banget ya Maria, tapi lain kali aja aku lagi males abis nih ajak yang lain aja ya,” kata Adit.
“Kalau kakak enggak datang nanti kakak enggak bisa ngerebut Aisyah dari kak Dimas dong kak Aisyah kan kuundang,” ujar Maria.
“Kalau begitu aku ikut deh, kapan,” tanya Adit.
“Sore ini ayo kak ganti baju siap-siap kita ke sana,” jawab Maria.
“Ya udah deh tunggu bentar ya,” kata Adit.
Kemudian saat Adit dan Maria sampai di Hotel keluarga Maria dan Marta.
“Hallo Sisca iya ini gue Adit lo dating ya ke Hotel Flora di jln mawar no 3 gue ada kerjaan buat lo,” perintah Adit kepada Sisca.
“Adit, Adit kerjaan apa lagi sih dapetin Elena lagi bukannya dia udah enggak mau sama lo lagi,” ujar Sisca (Mantan Pacar Adit).
“Bukan soal itu lo datang sekarang juga cepetan,” kata Adit
“Asal elo kasih gue duit baru gue mau lakuin semua yang lo suruh,” ujar Sisca.
“Cewe matre lo ya Sisca sikap lo enggak pernah berubah sama sekali dari dulu ya ada duitnya kok datang ya,” kata Adit.
Sepuluh menit kemudian…..
“Hey Dit, elo enggak berubah ya dari dulu tetap ganteng, apa tugas gue Dit?” sapa Sisca.
“Elo liat cowok itu kan, namanya Dimas lo deketin dia dan bikin ceweknya marah dan cemburu tapi sebelumnya lo taruh obat ini ke minuman si Dimas terus lo bikin sdia mabok nah pas dia mabok lo apain kek lo peluk kek lo cium kek terserah deh,” kata Adit.
“Duitnya mana,” kata Sisca
“Nih RP. 2000,000 cukup kan,” kata Adit.
Mungkin sebaiknya aku cepetin aja ya cerita ini soalnya aku sedih banget kalau nginget cerita ini Ok, jadi Adit itu ngomong sama Corel dan genk nya kalau dia yang ngejebak Dimas dan ngedapetin gue terus gue marah dan berlari ke jalan raya enggak nyadar ada mobil lewat dan gue hampir tetabrak dan sebelum itu Adit ngendorong aku jadi bukan aku yang ke tabrak tapi dia.
“Jadi elo yang ngejebak si Dimas,” kata Corel
“Iya, lucu kan pas Dance party kemaren akhirnya ada juga saat-saat gue buat barengan sama Aisyah lagi,” ujar Adit.
“Dit tuh si Aisyah kayaknya dia denger deh omongan kita,” kata Corel.
“Aisyah tunggu kamu mau kemana,” teriak Adit.
“Lepasin, dasar cowo brengsek.” balas Aisyah sambil berlari.
Tin..tin..tin (Klakson Mobil)
“Ahhhh,” teriak ku.
“Awas, ah,’ kata Adit tertabrak.
“Adit, Adit kamu jangan mati Adit bangun,” teriak aku panic.
“Aisyah, aku sudah enggak kuat lagi tapi aku Cuma mau kamu tau satu hal kalau aku melakukan itu karena aku cinta sama kamu aku rela mati demi kamu,” kata Adit perlahan-lahan menutup matanya untuk selamanya.
“Adiiiit,” teriak aku.
Akhirnya semua terjadi tidak begitu bahagia aku ditingalkan oleh Adit untuk selamanya namun aku kembali pacaran sama Dimas yesss Happy bo, tapi ini semua demi Adit semoga dia tenang di sana dan hebatnya lagi aku tunangan sama Dimas dan Roy dia juga tunangan sama Catrine dan gue bukan gadis Super Kuper lagi tapi mereka memberi ku julukan baru yaitu The Beautiful One dan Marta juga Maria jadi cewek yang mengantikan posisi kau yaitu dua cewek Dobel Super Kuper ok guy’s I want say Good Bye .







v PENGORBANAN CINTA SAHABAT.
v PERUBAHAn karena cinta.
v Ketulusan cinta anak remaja
v Gadis Miskin Yang kesepian
v Perjuangan untuk meraih cita-cita

No comments: