Sunday 29 June 2008

Gara-gara Cinta

Di satu sudut kota Jakarta ada dua sahabat sejati. Mereka bernama Aditya dan Dimas. Mereka sudah berteman sejak kelas empat SD. Kini mereka kelas satu SMP mereka kembali satu sekolah bahkan satu kelas. Mereka bersekolah di SMP Al-Azar yang sangat terkenal. Hari pertama mereka masuk sekolah mereka terkejut dengan kedatangan perempuan cantik bak tuan putri. Gadis cantik itu bernama Sisca. Tak hanya cantik Sisca juga lancar berbahasa tiga bahasa yaitu prancis, jerman, dan mandarin.
Sisca juga sangat jenius. Adit dan Dimas langsung terpana dengan kecantikan dan keahlian Sisca. Pertama-tama Adit yang menyukai Sisca, Dimas pun membantu Adit untuk mendapatkan Sisca. Ketika suatu hari, Dimas mengirimkan surat atas nama Adit untuk Sisca. Sisca langsung menerimannya dengan senang hati. Saat membaca surat itu Sisca langsung tersenyum dan menanyakan siapa yang bernama Adit?.
“Hello Sisca. Ini ada surat dari temen gue namanya Adit,” kata Dimas.
“Terima kasih ya,” kata Sisca menerima surat itu.
“Katanya lo disuruh baca,” kata Dimas.
“Iya pasti gue baca,” kata Sisca.
“Kalau begitu gua pergi dulu ya,” kata Dimas.
‘ Dear Sisca,
Sisca lo itu cewek tercantik yang pernah gue temuin. Sisca lo
Itu kayak bidadari yang turun dari kayangan. Sisca mata lo
Bagaikan bintang. Sisca rambut lo bersinar bagai
permata hitam. Hati gue deg-deg kan kalau ngeliat lo
Lo ngerti kan maksud gue
From:
Aditya A. W’ baca Sisca dalam hati.
“Hey, cowok yang nganterin surat!!!,” panggil Sisca.
“Kenapa?” kata Dimas menghentikan langkahnya.
“Siapa sih yang namanya Adit?, romantis banget orangnya,” tanya Sisca.
“Dia sahabat gue, sekelas kok sama lo. Duduknya dibelakang lo,” jawab Dimas.
“Oh begitu makasih ya. Eh iya kita belum kenalan,” kata Sisca.
“Aku Dimas,” kata Dimas sambil pergi.
Saat dikelas Sisca pun mencari-cari yang namanya Adit. Saat melihat kebelakang dia juga terpesona dengan wajah Adit yang sangat keren. Memangsih Adit anaknya cukup keren. Sisca langsung menuju ketempat Adit duduk dan berterima kasih. Adit pun langsung gembira ketika Sisca mengajaknya berbicara. Ternyata Sisca mengajak Adit untuk pergi ke bersama dengannya.
“Hey lo kenal yang namanya Adit?” tanya Sisca.
“Adit, tuh dia lagi duduk disana,” jawab Dicky.
“Makasih ya,” kata Sisca.
“Sama-sama,” kata Dicky.

“Hello lo yang namanya Adit?” kata Sisca.
“Iya gue Adit, lo Sisca kan,” ujar Adit.
‘Wow keren banget orangnya, bukan Cuma romantis,’ kata Sisca dalam hati.
“Ada apa ya?” ujar Adit.
“Eh enggak makasih ya suratnya,” kata Sisca.
“Jadi lo udah baca suratnya. Bagaimana menurut lo?” tanya Adit.
“So Sweet banget,” jawab Sisca.
“Syukur deh kalau lo suka,” kata Sisca.
“Gimana kalau nanti pulang sekolah kita jalan berdua?” kata Sisca.
“Berdua?!. Oke deh gue mau,” kata Adit.
“Gue tunggu jam lima dirumah gue. Nih alamatnya,” kata Sisca.
“Oke jam lima ya,” kata Adit senang banget.
Sepulangnya dari sekolah Adit langsung pulang kerumahnya dan berganti pakaian. Dia memakai baju hitam bertuliskan ‘Rock is my live’, jeans biru, ikat pinggang, topi hitam dan sepatu bergambar tengkorak. Sementara Sisca memakai tank top biru, rok mini, anting biru bulat, sepatu hak tinggi berwarna hitam dan kalung berberntuk mahkota. Adit pun menjemput Sisca dengan motor kawasaki ninja yang berwarna hitam. Adit pun mengajak Sisca nonton film terbaru yang baru aja ditayangin di bioskop yaitu film Star dust.
“Adit, malam ini tolong jagain ade-ade kamu ya,” kata mamanya.
“Enggak bisa ma, aku harus pergi sama teman,” kata Adit.
“Pergi sama Dimas kan bisa kapan aja. Lagian kan kalian udah sering pergi,” kata mama Adit.
“Aku enggak mau nongkrong sama Dimas ma, aku mau jalan sama temen baru,” kata Adit.
“Hari sabtu aja kamu perginya. Mama sama papa mau nonton bioskop nih,” kata mamanya.
“Enggak bisa ma, mama aja yang perginya kapan-kapan. Mama liat topi ku enggak?” kata Adit.
“Topi mu mama taruh di dalam lemari,” kata mamanya.
“Ikat pinggang baruku mana?” kata Adit.
“Ada dilemari juga,” kata mamanya.
“Udah keren belum ma?” kata Adit.
“Keren banget kok, kamu mau kemana sih kok rapi betul,” kata mamanya.
“Kan tadi udah dibilang mau jalan sama temen,” kata Adit.
“Tapi kamu enggak kayak biasanya deh kamu lebih rapih lagi,” kata mamanya.
“Aku kan cuma mau rubah penampilan,” kata Adit.
“Kamu boleh pergi asalkan enggak pulang terlalu malam,” kata mamanya.
“Ya aku tau. Astaga sudah jam setengah lima aku harus berangkat,” kata Adit sambil mengambil kunci motornya.
“Hati-hati ya sayang,” kata mamanya.
Sementara Sisca........
“Mama, setrikain rok mini ku dong,” kata Sisca.
“Iya sini mama setrikain,” kata mamanya Sisca.
“Lip gloss pink atau ungu ya. Pink aja deh,” kata Sisca sambil mengoleskan lip gloos ke bibirnya.
“Ini rokmu sayang,” kata mamanya.
“Bedaknya kurang nih. Sepatu hak hitamku mana?” kata Sisca.
“Mama letakan di rak sepatu,” kata mamanya Sisca.
“Mama tolongin aku pasangin bando ini dong. Aku lagi masang anting nih,” kata Sisca.
“Iya sini,” kata mamanya.
“Ampun sudah jam setengah lima,” kata Sisca panik.
“Sisca kamu mau kemana sih?” kata mamanya bingung.
“Aku mau jalan sama temen ma,” kata Sisca.
“Jalan sama temen kok dandanannya oke banget,” kata mamanya.
“Temen aku yang ini spesial ma,” kata Sisca.
“Sisca!!!” panggil Adit.
“Oh lo Adit, tunggu bentar ya gue pasang sepatu dulu,” kata Sisca.
“Oke deh,” kata Adit.
Lima menit kemudian........
“Hey Adit. Lo keren banget!!!” puji Sisca terkejut.
“Lo juga cantik banget,” balas Adit.
“Jadi kita mau kemana nih?” ujar Sisca.
“Gimana kalau nonton, katanya film Star Dust bagus banget,” kata Adit.
“Oke deh, gue juga suka film fantasi,” kata Sisca.
Setelah selesai nonton Adit mengajak Sisca makan di Food Courd. Mereka langsung berbincang-bincang tertawa bersama-sama. Dan setelah dua jam asik berbincang-bincang Adit mengajak Sisca pulang. Keesokan harinya Sisca menyapa Adit dengan riang. Adit yang sedang jajan dengan Dimas tersenyum ketika melihat Sisca. Adit dan Dimas kemudian langsung pergi ketika Alvil dan Dicky mengajak mereka bermain basket.
“Wow keren banget filmnya,” kata Sisca.
“Iya menarik banget,” kata Adit setuju.
“Apalagi adegan pas di kapal, seru banget,” kata Sisca.
“Sis, makan yuk,” ajak Adit.
“Eh ayo gue juga laper banget,” kata Sisca.
Saat Di Food Court........
“Pesan apa?” tanya Adit.
“Potato Salad sama Appel tea deh,” jawab Sisca.
“Pelayan!!!” panggil Adit.
“Iya tuan mau pesan apa?” tanya pelayannya.
“Potato saladnya satu, Chicken Fiestanya satu,” jawab Adit.
“Minumannya tuan?” kata pelayan.
“Appel tea sama Cappucino aja deh,” kata Adit.
“Baik tuan segera saya antarkan,” kata pelayannya.
“Adit gue enggak nyangka kalau kita bisa jalan bareng,” kata Sisca.
“Gue juga enggak nyangka,” kata Adit.
Besoknya di sekolah..........

“Hey Adit,” sapa Sisca.
“Hey Sis,” balas Adit tersenyum.
“Ehm-ehm, ada pasangan baru nih,” sindir Dimas.
“Apaan sih lo Dim, gue sama Sisca Cuma temenan kali,” kata Adit.
“Bentar lagi juga lo sama Sisca jadian Dit,” kata Vanesha temannya Sisca.
“Vanesha apaan sih lo?” kata Sisca.
“Woi Adit, Dimas!!!. Main basket yuk!!!,” ajak Dicky dan Alvil.
“Sisca sorry ya gue mau main basket dulu,” kata Adit.
“Iya deh, bye,” kata Sisca sambil pergi meninggalkan Adit.
Setelah pulang sekolah Dimas mengajak Adit bermain bola dulu sebelum pulang, Adit pun setuju. Namun Sisca mengajak Adit pulang bersamanya. Akhirnya Adit pun memilih untuk pergi bersama Sisca. Dimas pun kesal kepada Adit yang sudah berjanji. Sore harinya Dimas dan Adit ada rapat klub Sport bersama Dicky, Alvil, dan Wahyu. Kemudian Sisca menelpon Adit, ternyata Sisca meminta Adit untuk menemaninnya ke taman Adit pun pergi bersama Sisca.
“Dit, main sepak bola yuk sebelum pulang,” ajak Dimas.
“Ayo udah lama kita enggak main bola,” balas Adit.
“Oke siap-siap kalah ya,” kata Dimas.
“Terakhir kita main bola kamu kalah, 5-0 denganku,” kata Adit.
“Itu kan dulu,” kata Dimas.
“Adit, kita pulang bareng yuk,” ajak Sisca.
“Pulang bareng iya deh. Dimas sorry buat rencana kita hari ini gue mau pulang bareng sama Sisca,” kata Adit.
“Apa?!, lo kan udah janji sama gue mau main bola,” kata Dimas.
“Sorry banget, ini kesempatan gue untuk ngedapetin si Sisca,” kata Adit.
“Dit lo udah janji sama kita duluan, sejak kapan sih lo jadi ingkar janji begini,” kata Dimas kesal.
“Please izinin gue pulang bareng Sisca demi sohib lo ini,” kata Adit.
“Oke gue izinin tapi sekali ini aja,” kata Dimas.
“Thaks Dimas, lo emang sahabat gue,” kata Adit.
“Yuk Dit,” kata Sisca.
“Ah Adit gue lupa ngasih tau,” kata Dimas.
“Apaan?” tanya Adit.
“Jam empat nanti ada rapat klub sport lo harus dateng. Lo kan ketuannya,” jawab Dimas.
“Oke lo tenang aja,” kata Adit.
“Lho mana Adit?” kata Wahyu.
“Bukannya dia ikut main bola,” tambah Dicky.
“Dia pulang bareng Sisca,” kata Dimas.
“Oh cewek barunya, biasanya Adit suka banget main bola,” kata Alvil.
Saat rapat klub......
“Jadi kapan pertandingan kastinya bisa kita mulai?” tanya Dimas kepada Adit.
“Hmm, menurut jadwal. Hari senin minggu depan kita enggak ada jadwal tanding dan latihan jadi bisa kita mulai pertandingannya senin besok,” jawab Adit.
“Oke hari senin besok jam tujuh malam, di lapangan ya,” kata Alvil.
“Katanya kita akan melawan tim sekolah Al-azhar walikota,” kata Dicky.
“Mereka kan jago-jago banget,” kata Alvil.
“Kalau kita berusaha pasti bisa,” kata Wahyu.
Teeeet......teeeeet......(Bunyi HP Adit)
“Hallo Aditya disini?” ujar Adit.
“Adit ini aku Sisca,” kata Sisca.
“Ada apa?” kata Adit.
“Begini lo mau enggak nemenin gue ke taman sore ini?” tanya Sisca.
“Bisa aja. Gue segera kesana ya,” kata Adit..
“Gue tunggu ya cakep!!!” kata Sisca.
“Siapa Dit?” kata Wahyu.
“Guy’s sorry banget. Gue harus pergi gue ada janji,” kata Adit.
“Janji?!, sama siapa?” kata Dimas.
“Sisca. Dia ngajakin gue ke taman,” kata Adit.
“Sisca lagi!!!!. Tapi habis rapat kita harus latihan,” kata Dimas.
“Maaf Sisca itu penting bagi gue,” kata Adit.
“Oke terserah lo, lo emang enggak pantes jadi ketua,” ejek Dimas.
“Lo masih ngebahas soal itu?” tanya Adit.
“Iya. Gue yang harusnya jadi ketua di klub ini,” jawab Dimas.
“Oke gantiin aja gue. Gue emang enggak becus jadi ketua,” kata Adit.
“Dimas lo enggak bisa gantiin Adit gitu aja,” kata Wahyu.
“Kenapa enggak bisa?’ kata Dimas.
“Lima bulan lagi kan pemilihan calon ketua baru, dan hari itu baru boleh Adit berhenti,” kata Wahyu.
Besoknya disekolah Adit tampak mesra dengan Sisca. Adit ternyata sudah jadian dengan Sisca. Sisca sangat cantik dengan jepitan rambut berbentuk bunga yang diberikan oleh Adit. Dimas melihat terus kearah Adit. Adit juga sesekali melihat kearah Dimas, namun Adit langsung melihat kearah lain. Dimas tampak cemburu sebab sebenarnya Dimas juga mencintai Sisca. Lalu Lisa teman sekelas Dimas datang menghampiri, dia mengajak Dimas mengobrol namun Dimas langsung pergi meninggalkannya.
“Adit, jajan bareng yuk,” ajak Sisca.
“Ayo, aku juga laper banget,” kata Adit.
“Adit kita duduk disana aja yuk kosong disana,” kata Sisca.
“Oke terserah kamu deh Sisca,” ujar Adit.
“Adit makasih banyak ya. Temen-temen aku pada ngiri sama jepitan yang kamu kasih,” kata Sisca.
“Oh ya, hahahaha,” tawa Adit.
“Dasar si Adit, punya cewek temen ditinggalin,” kata Dimas kesal.
“Ngapain tuh si Dimas ngeliatin?” tanya Adit.
“Ah biarin aja deh. Enggak usah diurusin dia,” jawab Sisca.
“Si Sisca juga pakai goda-godain Adit segala,” kata Dimas.
“Hey Dimas. Gue boleh duduk disini enggak,” kata Lisa.
“Emang enggak ada tempat duduk lain apa?” kata Dimas.
“Gue Cuma mau duduk dekat lo aja,” kata Lisa.
“Terserah lo deh,” kata Dimas.
“Dimas lo tau enggak sih, lo itu jelek banget kalau lagi cemberut,” kata Lisa.
“Eh Lisa lo jangan ngatain gue dong. Lagian gue males ngomong sama cewek cupu, kuper, loser, dan enggak tau gaya kaya lo,” ejek Dimas sambil pergi dari kantin.
“Dimas tunggu,” kata Lisa.
Sepulangnya dari sekolah Adit tidak bisa bertemu dengan Sisca sebab dia harus menjaga kedua adik perempuannya. Sisca marah besar karena sudah dua jam menunggu dia. Akhirnya Adit meminta Dimas untuk menemui Sisca dan memberitahukan bahwa Adit tidak bisa datang. Dimas pun senang karena ia dapat bertemu dengan Sisca orang yang ia sukai. Sisca langsung marah pada Adit begitu mendengar berita dari Dimas. Dimas tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dia mengajak Sisca yang sedang marah ke sebuah danau yang indah dan romantis. Akhirnya Sisca dapat melupakan masalahnya dan kembali ceria.
“Adit, nanti sehabis pulang sekolah kita jalan ya,” kata Sisca.
“Oke Honey, aku jemput jam berapa?” tanya Adit.
“Jam tiga ya,” jawab Sisca.
Saat dirumah.......
“Mama aku hari ini mau pergi sama teman ya,” kata Adit.
“Tidak boleh!!!” kata mamanya.
“Kok enggak boleh?!” kata Adit kesal.
“Kemarin acara mama batal gara-gara kamu pergi. Sekarang giliran mama,” kata mamanya.
“Ma, please. Besok kan hari sabtu mama pergi deh sepuasnya sama papa,” ujar Adit memelas.
“Enggak!!!. Pokoknya hari ini kamu jaga kedua adik kamu, atau enggak ada uang jajan sebulan,” kata mamanya.
“Oke deh aku jaga mereka berdua,” kata Adit mengalah.
“Bagus sekarang mama mau siap-siap dulu,” kata mamanya.
Sementara itu Sisca........
“Aduh Adit mana sih lama banget. Kalau dia dateng aku omelin aja ah,” kata Sisca marah.
Dirumah Adit........
“Adit mama pergi dulu jangan buat Cecile nangis!” kata mamanya.
“Jaga rumah yang benar ya,” kata papa Adit.
“Iya tenang saja ma, pa,” kata Adit sambil mengedipkan sebelah matanya.
“Mama bawain Cecile bread talk ya,” kata Cecile adik terkecil Adit.
“Iya Cecile mama bawain,” kata mamanya.
“Mana Dinda?” kata papanya.
“AA lagi baca komik,” kata Cecile.
“Ya sudah kami berangkat!!!” kata mama dan papanya.
“Hallo Dimas?” tanya Adit lewat telefon.
“Hey Adit,” jawab Dimas.
“Dimas lo harus bantuin gue. Sisca nunguin gue tapi gue enggak bisa ketemuan sama dia gue sibuk,” kata Adit.
“Lo ngurusin ade lo lagi ya,” kata Dimas.
“Dimas lo harus bantuin gua. Lo temuin Sisca dirumahnya dan bilang sama dia kalau gue enggak bisa dateng,” kata Adit.
“Dimana rumahnya si Sisca?” tanya Dimas.
“Jalan Indah nomor dua, blok B/3 no 29,” jawab Adit.
“Gue tau jalannya rumahnya dekat sini kok,” kata Dimas.
“Kalau begitu cepat pergi,” kata Adit.
Setelah Dimas kerumah Sisca........
“Sisca!!!” panggil Dimas.
“Eh Dimas, mana pacar gue?” tanya Sisca.
“Cowok lo sibuk enggak bisa dateng,” jawab Dimas.
“Aduh padahal gue lagi bosen banget,” kata Sisca.
“Kalau lagi bosen. Gimana kalau jalan-jalannya sama gue?” kata Dimas.
“Boleh aja sih,” kata Sisca.
“Oke kalau begitu ayo naik ke motor gue,” ujar Dimas.
“Motor lo sama kaya punya Adit ya,” kata Sisca.
“Iya tapi punya Adit warnanya hitam punya gue warna merah,” kata Dimas.
“Jadi kita kemana?” kata Sisca.
“Gue tau tempat yang enggak bikin bosen,” kata Dimas.
“Kalau begitu, tunggu apalagi let’s go!!!” seru Sisca.
Sesampainya di danau itu.......
“Keren banget tempatnya,” kata Sisca.
“Dulu waktu SD, gue sering kesini sama bokap dan nyokap,” kata Dimas.
“Pemandangannya cantik banget ya,” kata Sisca.
“Iya kayak kamu,” kata Dimas.
“Hah maksud kamu?” kata Sisca.
“Pemandangannya cantik kayak kamu,” ujar Dimas.
Besoknya disekolah Adit cemburu melihat Sisca dan Dimas yang duduk berdua dan mengobrol bersama. Adit langsung mendekati Sisca ketika dia Dimas pergi meninggalkannya. Adit langsung marah kepada Sisca. Namun Sisca juga marah karena kejadian kemarin sore. Akhirnya Sisca memutuskan hubungannya dengan Adit. Adit langsung sakit hati dan ia juga marah terhadap Dimas yang membuat Sisca memutuskan hubungannya dengan dirinya.
“Sisca kemarin asik banget ya,” kata Dimas.
“Iya. Kapan-kapan kesana lagi yuk,” kata Sisca.
“Ayo aja,” kata Dimas.
“Adit bukannya itu Sisca ya, kok dia mesra banget sih sama Dimas,” kata Dicky sambil menunjuk-nunjuk kearah Sisca dan Dimas.
“Ngapain mereka berdua?” kata Adit.
“Sisca gue ke toilet dulu ya,” kata Dimas.
“Oke!!!” kata Sisca.
“Si Dimas pergi tuh, cepetan samperin si Sisca,” kata Dicky.
“Oke deh. Lo tunggu gue di ruang rapat sama anggota klub ilmiah yang lainnya,” kata Adit.
“Iya deh,” kata Dicky pergi.
“Sisca, gue mau ngomong sama lo,” kata Adit.
“Ada apa?” tanya Sisca sinis.
“Lo aneh,” jawab Adit.
“Apaan maksud lo?” kata Sisca.
“Lo selingkuh sama Dimas?” kata Adit.
“Enggak. Dia itu cowok yang baik banget ya,” kata Sisca.
“Sisca. Sebenarnya Dimas atau gue sih cowok lo?” tanya Adit.
“Kalau gue pikir-pikir mungkin Dimas lebih mirip pacar gue,” jawab Sisca.
“Apa jadi bener lo selingkuh,” kata Adit.
“Dit aku kesel sama kamu. Kamu tuh nyebelin banget, mendingan aku punya pacar kayak Dimas,” kata Sisca.
“Apa sih salah gue?” tanya Adit.
“Kenapa lo kemaren enggak telfon gue aja,” jawab Sisca.
“Bukannya gue udah nyuruh Dimas buat ngasih tau lo?” kata Adit.
“Iya dan tepatnya lagi, dia yang bikin aku enggak bosen,” kata Sisca.
“Terus kamu maunya apaan?!” ujar Adit.
“Aku mau kita putus. Dan jangan pernah anggap aku kenal kamu,” kata Sisca.
“Fine!!!. Cari aja di buku sejarah siapa tau ada nama kita,” kata Adit.
“Semoga aja kita enggak bisa ketemuan lagi,” kata Sisca.
“Hello Sisca nungu lama?” kata Dimas.
“Oh ini dia si biang keroknya!!!” sindir Adit.
“Heh Adit apa maksud lo?” kata Dimas.
“Lo udah bikin gue putus sama cewek yang bener-bener gue sayangin. Gue cinta banget sama Sisca dia cinta pertama gue, tapi kenapa lo bikin gue sakit hati,” kata Adit.
“Dit gue gak maksud buat bikin lo putus,” kata Dimas.
“Jangan pernah sebut nama gue lagi. Karena kita bukan sahabatan lagi,” kata Adit sambil pergi.
Sisca yang mendengar perkataan Adit bahwa Adit menyayangi dia langsung menangis dan mengejar Adit. Namun Adit tak mau bertemu lagi dengan Sisca dan pergi meninggalkannya sendirian. Sisca benar-benar merasa bersalah. Begitu pula Dimas. Akhirnya Adit berusaha melupakan Sisca namun ia tak bisa. Banyak perempuan yang berminat kepada Adit contohnya: Vanesha, Lina, Stevany, Lucy, Gisella,.
“Adit kamu putus ya sama Sisca,” kata Vanesha.
“Eh iya,” kata Adit.
“Pantas Sisca jadi dekat sama Dimas,” kata Lucy.
“Kalau begitu jadi pacarku mau?” tanya Lina.
“Jangan jadi pacarku saja,” tambah Gisella.
“Sorry tapi gue nggak mau pacaran dulu,” jawab Adit.
“Eh kenapa?” kata Lucy.
“Gue belum bisa ngelupain Sisca,” ujar Adit.
“Sisca memang begitu sih orangnya,” kata Vanesha.
“Maksud kamu?” kata Vanesha.
“Dia punya cowok romantis seperti idamannya dia sangat suka, tapi kalau ada cowok yang lebih romantis dari pacarnya cowok itu langsung dibuang,” kata Vanesha.
“Kau tau dari mana?” kata Adit.
“Waktu kelas enam SD. Sisca punya cowok namanya Richard orangnya romantis, tapi waktu ada cowok baru namanya Rudy dia suka sama Rudy itu sebab Rudy itu romantis,” kata Vanesha.
“Memangnya berapa orang cowok yang Sisca putusin di SD?” kata Adit.
“Hem coba kuhitung, Richard, Rudy, Donny, Farel, Deny. Yah ada lima orang,” kata Vanesha.
“Banyak amat!!!” teriak Adit kaget.
“Dulu di SD, kelas kami mengadakan pemilihan putri pacar terbanyak dan nominasinya salah satunya Sisca. Dan dia terpilih menjadi putri pacar terbanyak,” kata Vanesha.
“Aduh gue kok mau aja jadi pacarnya Playgirl kayak dia,” kata Adit.
“Sebanarnya walaupun suka gonta-ganti pacar Sisca cewek yang baik,” kata Vanesha.
“Gue harus kasih tau ke Dimas. Sebelum dia sakit hati,” kata Adit.
Pulang sekolahnya Adit langsung pergi menghampiri Dimas. Adit pun menceritakan semuanya, namun Dimastak percaya. Justru mereka berdua bertengkar dan bermusuhan. Orang tua Adit berusaha memperbaiki hubungan Adit dan Dimas namun tak bisa. Begitu juga orang tua Dimas. Namun sayang mereka tak berhasil. Adit pun merobek foto kenang-kenangan mereka sewaktu darma wisata ke pantai anyer.
Dimas juga membuang bola yang diberikan Adit sewaktu ulang tahun Dimas yang ke sebelas.
“Dimas lo harus putusin si Sisca,” kata Adit.
“Heh Dit, Sisca itu sekarang cewek gue,” kata Dimas.
“Vanesha bilang ke gue kalau Sisca itu pacarnya banyak,” jelas Adit.
“Pasti itu Cuma akal-akalan lo doang kan. Supaya gue putus sama Sisca,” kata Dimas.
“Terserah lo deh Dimas!!!. Gue enggak peduli kalau lo entar sakit hati,” kata Adit marah.
“Kalau begitu kita bukan sahabatan lagi,” kata Dimas.
“Oke jangan pernah tegur gue lagi. Dan anggap gue enggak ada,” kata Adit.
“Gue juga nyesel ketemu orang kayak lo,” kata Dimas.
“Kalau begitu gue keluar dari, klub Sport, Klub Music,klub Movie juga dan gelar ketua gue serahin ke lo,” kata Adit sambil pergi dengan motornya.
“Akhirnya gue bisa jadi ketua semua klub. Pasti teman-teman senang,” kata Dimas.
Dirumah Adit......
“Adit mama dengar kamu bertengkar dengan Dimas,” kata mamanya Adit.
“Iya ma. Aku kesal dengan si jelek itu aku muak,” ujar Adit.
“Jangan begitu kalian kan sahabat sejak SD,” kata mamanya.
“Sudahlah ma aku enggak mau ngebahas soal itu,” kata Adit.
“Okelah mama mengerti,” kata mamanya sambil pergi.
“Foto kenangan gue dan Dimas. Sobek saja deh,” kata Adit sambil menyobek foto kenangannya.
Dirumah Dimas.....
“Dimas kamu bertengkar dengan Adit ya,” kata mamanya Dimas.
“Siapa itu Adit, aku enggak kenal,” kata Dimas.
“Dimas jangan begitu dia kan temanmu,” kata mamanya.
“Aku sudah bilang enggak kenal,” teriak Dimas.
“Ya sudah tapi jangan salahkan mama kalau kamu enggak punya teman,” kata mamanya mengalah.
“Bola dari Adit, buang saja,” kata Dimas.
Besoknya disekolah seperti biasa Dimas mesra sekali dengan Sisca. Dimas terus memuji-muji Sisca. Lalu Sisca pun membuang jepit hadiah dari Adit dan memakai bando dari Dimas. Adit tampak sangat marah ketika melihat Sisca bersandar dibahu Dimas. Lalu Dicky menghampiri Sisca dan Dimas, rupanya Dicky mengajak Dimas dan Sisca untuk datang ke pesta ulang tahun Dicky yang ke tiga belas. Sisca dan Dimas pun menerimanya. Begitu pula dengan Adit yang menerima undangannya.
“Sisca kamu tuh kayak bintang yang bersinar dimalam hari deh,” kata Dimas.
“Hihihihi makasih ya,” kata Sisca tersenyum.
“Rambut kamu indah banget, akan lebih indah lagi kalau kamu memakain bando ini,” kata Dimas sambil memberikan bando pink.
“Wah lucu warnanya pink pula, aku pakai ya. Aduh aku lupa pakai jepitan darI Adit,” kata Sisca sambim melepaskan jepitan dari Adit.
“Benda seperti ini buang saja,” kata Dimas.
“Iya tak perlu ya,” ujar Sisca sambil membuangnya ke tempat sampah.
‘Si Sisca benar-benar enggak punya hati,’ kata Adit dalam hati.
“Hey Dimas, Sisca!!!”panggil Dicky.
“Eh elo Dic, ada apa?” kata Sisca.
“Ini undangan pesta ulang tahun gue, dateng ya besok jam empat,” kata Dicky.
“Oke kita pasti dateng,” kata Dimas.
Saat istirahat.......
“Hey Dit!!!” seru Dicky.
“Eh elo Dicky, ada apaan?” tanya Adit.
“Nih dateng ya ke pesta ultah gue, besok jam empat,” jawab Dicky.
“Oke gue sempetin buat dateng,” kata Adit.
Besoknya saat pesta Dicky. Banyak orang-orang datang. Dimas datang terlambat karena kakaknya yang kelas dua SMA meminta Dimas untuk mengantarkannya ke super market. Sisca kesal dan ketika itu dia bertemu dengan Mathew seorang kenalan Dicky yang bersekolah di International School HighScoop. Mathew ternyata romantis sekali dan akhirnya Sisca pun memutuskan hubungan dengan Dimas dan menjado kekasih Mathew. Adit langsung memberi tahukan Dimas namun Dimas takpercaya dan tetap bertemu dengan Sisca. Namun setelah melihat Sisca berdansa dengan Mathew dia percaya dan meminta maaf kepada Adit.
“Jam setengah lima tapi Dimas belum dateng,” kata Sisca.
“Permisi. Apa gadis secantik kamu mau berdansa dengan lelaki seperti aku ini?” tanya Mathew.
“Aduh kamu romantis banget aku mau,” kata Sisca.
“Apa engak ada yang marah putri cantik?” kata Mathew.
“Enggak kok aku enggak punya pacar,” kata Sisca.
‘Gue harus kasih tau Dimas,’ kata Adit dalam hati.
Setelah Dimas sampai.......
“Dimas!!!” panggil Adit.
“Apaan lo mangil-mangil gue?” tanya Dimas.
“Si Sisca dansa sama cowok lain,” jawab Adit.
“Alah lo ngibul kan, gue enggak percaya,” kata Dimas.
“Gue enggak ngibul lo liat aja sendiri,” kata Adit.
“Sisca lo cewek gue kok lo dansa sama cowok belegug kayak dia,” kata Dimas marah.
“Eh Dimas kita tuh udah putus,” kata Sisca.
“Putus?!, maksud lo,” kata Dimas.
“Sekarang gue pacar mathew,” kata Sisca.
“Si Adit enggak bohong rupanya,” kata Dimas sambil berlari mencari Adit.
Di luar.....
“Adit!!!” teriak Dimas.
“Apaan lo mangil-mangil gue?” kata Adit marah.
“Dit maafin gue, gue udah ngatain lo pembohong,” kata Dimas.
“Yah enggak apalah, gara-gara cinta persahabatan kita jadi putus,” kata Adit.
“Kalau begitu kita sahabatan ya,” kata Dimas.
“Iya kita sahabatan lagi,” kata Adit.
Akhirnya semua berakhir dengan baik. Dimas dan Adit kembali sahabatan. Dimas juga ketemu cewek baru namanya Savana, Adit juga pacaran sama Gisella. Sedangkan Sisca dia masih pacaran sama Mathew. Alvil juga pacaran sama Vanesha, Dicky pacaran sama Lucy dan Wahyu pacaran sama Lina. Pesan gue Cuma satu “HATI-HATI GARA-GARA CINTA LO BISA KEHILANGAN SAHABAT,”.

No comments: