Sunday 29 June 2008

Gadis Miskin yang Kesepian

Di Bekasi, hidup seorang gadis berumur sebelas tahun yang sangat kesepian. Nama gadis itu adalah Mira. Ia bersekolah di SD Cahaya Putri kelas VI. Mengapa Mira kesepian? Itu karena ia adalah seorang anak orang miskin. Ayahnya seorang penyemir sepatu keliling, sementara ibunya membuka warung kecil-kecilan. Terkadang Mira ikut membantu ibunya berjualan.
Saat sedang menyemir sepatu, ada sebuah mobil yang remnya blong, sehingga menabrak ayah Mira. Ayahnya meningal di tempat. Mira dan ibunya kini hanya bisa berjualan di warung saja. Sekarang ibunyalah yang mengantikan ayahnya bekerja menyemir sepatu, jadi Mira yang menjaga warung ibunya.
Suatu pagi, Mira berangkat sekolah ia seperti biasa jalan sendirian menuju sekolahnya. Ketika sampai di sekolah, Mira mendapat olokan dari teman-temannya, lalu ada teman yang mengerjainya sampai Mira mau menagis sekeras mungkin tapi ia tak bisa. Terkadang saat istirahat ia hanya berdiam diri di toilet, perpustakaan atau di kelasnya saja. Ada dua anak kembar yang juga sering mengatai Mira, yaitu Cindy dan Claudia, bisa dibilang mereka anak paling kaya di kelas Mira. Cindy dan Claudia juga anak tercantik di kelas, tapi mereka bodoh dan tidak pernah mau belajar. Beruntung sekali menjadi Mira, walaupun miskin tapi dia cantik dan pintar.
“Ibu, aku berangkat sekolah dulu ya, Assalam mualaikum,” salam Mira.
“Wa’alaikum salam hati-hati ya Mira jangan ngobrol di kelas,” jawab Ibunya.
“Bukannya aku mau membantah ibu tapi bagaimana aku bisa ngobrol saat pelajaran teman saja aku tak punya sama sekali kok,” kata Mira dalam hati.

Sesampainya Mira di Sekolah…..
“Eh anak gelandangan sudah datang ya ih sekolah kita jadi bau deh,” ejek Cindy.
“Kayaknya aku nyium bau sampah deh Cindy baunya dari cewek dekil miskin itu,” tambah Claudia.
“Ha, ha, ha, ha, ha, ha bagus banget ejekan kamu Claudia kembaran Cindy,” puji Cindy.
“Biarin aja aku bau sampah yang penting kan hatiku enggak kotor kayak hati kalian,” balas Mira sambil masuk ke kelasnya.
“Eh kamu udah berani ya ngelawan kita berdua jangan mentang-mentang kamu pinter ya jadi belagu kayak gitu,” bentak Claudia.
“Memang dia pintar kok,” teriak Bu Anna wali kelas Mira.
“Eh Bu Anna,” kata Cindy dan Claudia kaget.
“Kalian jangan mengolok-ngolok Mira terus dong Mira itu benar biar saja dia dekil atau apa tapi hatinya tak busuk ngomong-ngomong kalian sudah bikin PR belum?” tanya Bu Anna sinis.
“PR yang mana ya Bu perasaan ibu enggak kasih PR ke kita,” jawab Cindy.
“Betul kata Cindy Bu ibu tak kasih PR kok,” tambah Claudia.
“Ibu kemarin sudah kasih PR kan PR Matematika yang tentang perkalian dan pembagian campuran masa lupa iya kan Mira,” bentak Bu Anna marah.
“Betul bu ibu memberikan kita PR tentang perkalian dan pembagian campuran saya sudah mengerjakannya nih Bu kalau ibu mau lihat soal-soalnya biar Ibu ingat,” jawab Mira sopan.
“Terima kasih ya Mira ya benar PR yang ini yang ibu berikan ke kalian semua kalian lupa mengerjakannya ya Cindy dan Claudia kalau begitu berdiri di depan sekarang juga,” perintah Bu Anna.
“Bu apakah semua jawaban PR saya benar apa ada yang salah Bu biar saya teliti lagi yang salahnya,” kata Mira.
“Tidak ada yang salah seperti biasanya kok dapat nilai sepuluh lagi kamu boleh duduk Mira,” kata Bu Anna.
“Baik Bu saya akan segera duduk,” jawab Anna sopan.
“Untuk Cindy dan Claudia kalian kalau bisa jawab pertanyaan di papan tulis kalian boleh duduk, baiklah coba yang pertama ah yang tertua dulu ya Cindy silahkan soal nomor satu ayo cepat jangan lama-lama,” perintah Bu Anna.
“Baik Bu ah soal seperti ini sih kecil gampang sekali Bu,” kata Cindy sok bisa.
Sepuluh menit kemudian…..

“Cepatlah Cindy ini sudah lewat sepuluh menit katanya soal ini gampang seharusnya sudah selesai dalam sepuluh detik dong bagaimana sih kamu ini,” bentak Bu Anna.
“Maaf Bu ternyata soalnya susah sekali saya menyerah saja lebih baik saya berdiri sampai pulang sekolah deh Bu,” kata Cindy.
“Kalau begitu Claudia kau yang kerjakan soal nomor satu,” kata Bu Anna.
“Aduh Bu Cindy aja enggak bisa apalagi saya kalau begitu bagaimana kalau diadakan sebuah Sayembara saja bu,” ujar Claudia.
“Maksudmu apa Claudia?” tanya Bu Anna.
“Begini Bu kalau saya dan Cindy akan memberikan hadiah pada orang yang mau memberitahukan jawaban ini dan kami boleh duduk,” jawab Claudia.
“Baiklah kalau begitu siapa yang bisa menjawab pertanyaan ini,” kata Bu Anna.
“Ya saya Bu,” kata Mira.
“Heh Claudia usul kamu sih bagus tapi kalau si gembel ini yang nolong kita gue enggak mau,” bisik Cindy ke kuping Claudia.
“Aku juga enggak mau kali Cindy, gengsi dong ngasih gembel kado .Gimana kalau kita kasih dia hadiah sabun mandi aja dia kan dekil dan bau kalau di kasih sabun selusin pasti bau badannya yang kayak bangkai kucing itu ilang deh,” balas bisik Claudia.
“Nice Idea tuh kamu emang pinter ya Claudia,” puji Cindy.
“Siapa dulu dong Claudia,” kata Claudia.
“Sudah selesai Bu apa jawabanya betul,” kata Mira.
“Ya benar sekali kalau begitu Mira yang pantas mendapat hadiah itu,” kata Bu Anna.
“Tidak usah Bu saya membantu mereka dengan senang hati tak perlu di balas pakai apapun, oh iya Cindy dan Claudia aku sudah punya banyak sabun dirumah jadi kamu enggak usah kasih aku selusin sabun ya,” kata Mira baik.
“Kamu memang baik Mira tidak seperti Cindy dan Claudia ini hey anak kembar kalian boleh duduk,” kata Bu Anna.

Saat jam istirahat Mira digangu lagi oleh The Twins Cindy and Claudia mereka marah kepada Mira mereka mengira Mira sengaja melakukan itu agar Bu Anna marah terhadap mereka Mira pun di dorong hingga jatuh dan bajunya diguyur kuah Mie ayam yang agak panas sehingga badannya agak melepuh.
“Baik anak-anak sekalian pelajaran dilanjutkan setelah jam istirahat ingat dilarang keras untuk kalian jajan diluar sekolah,” kata Bu Anna.
“Baik Bu,” teriak anak-anak kelas 6B.
“Mira ke kantin yuk kamu aku traktir deh,” ajak Tara teman sekelas Mira yang baik hati.
“Tara kamu bisa dimarahi sama Cindy dan Claudia kalau berdekatan denganku yang miskin dan dekil ini,” jawab Mira agak kecewa.
“Enggak apa-apa kok aku enggak begitu suka sama kelakuan Cindy dan Claudia yang kejam dan piluh-pilih teman bukannya kita harus berteman pada siapa saja tidak boleh pilh-pilih,” kata Tara.
“Baiklah aku mau kekantin sama kamu tapi aku enggak mau kalau kamu sampai terluka aku takut kamu dijauhi Cindy dan Claudia Cuma karena kau berteman denganku,” ujar Mira agak takut.
“Tak apa sudah biasa kok aku dimarahi mereka berdua ayo nanti makananya keburu habis masa kita Cuma minum es teh,” kata Tara.
“Iya deh terserah kamu,” jawab Mira mulai tersenyum.

Di kantin……

“Cindy lihat deh bukannya itu si dekil kok dia duduk bareng sih sama si cantik dan pintar Tara,” kata Claudia sambil menunjuk kearah Tara dan Mira.
“What’s oh my god apa si Tara itu enggak takut bau dan kotor kayak si Mira itu aduh aku enggak mau deh kalau sampai salah satu angota genk kita itu bau banget kayak si Mira apalagi orangnya Tara yang suka bikinin aku PR,” ujar Cindy panic banget.
“Gimana kalau kita kasih pelajaran saja ke dia kan seru ngeliat dia di ketawain,” usul Claudia.
“Bagus juga ide kamu Claudia OK kalau begitu sekarang kita ke sana, oh iya gini aja deh kamu bilang ke Tara kalau kamu enggak ngerti PR pelajaran yang tadi diajarin sama Bu Anna terus kamu bawa dia ke kelas soal si Mira serahin ke aku,” kata Cindy licik.
“Serahin aja ke aku,” kata Cindy licik.
“Terserah kamu deh yang penting sukses besar,” jawab Claudia.

“Hallo Tara yang cantik dan pintar hallo Mira si dekil eh Tara bantuin aku dong pas pelajaran tadi ada yang enggak aku ngerti jelasin ke aku ya,” kata Claudia ngeles.
“Yang mana yang enggak ngerti biar aku jelasin sekarang sebelum bell,” jawab Tara tersenyum manis.
“Aduh aku lupa soalnya kita ke kelas aja yuk lihat dibukunya nanti kita balik lagi ke sini ya please ini demi aku,” pinta Claudia.
“Ya udah deh kita ke kelas Mira kamu tunggu disini ya aku mau ke kelas dulu,” kata Tara.
“Ayo Tara cepetan nanti keburu bell,” kata Claudia sambil menarik tangan Tara yang halus.

“Heh Mira ngapain sih kamu ngedeketin si Tara kan aku udah bilang jangan deket-deket sama Tara lagi dia itu genk aku dia itu bersih pintar cantik kaya lagi enggak kayak kamu udah bau dekil lagi,” kata Cindy.
“Aku enggak ngedeketin si Tara kok dia yang minta aku supaya aku temani dia ke kantin,” jawab Mira takut.
“Mana mungkin sih Tara yang waras itu mau ngajak kamu yang baunya kayak daging busuk mau ditemenin sekarang aku akan kasih kamu peringatan kebetulan kamu lagi makan mie ayam nih aku bikin kamu makan dengan cepet cuuuur,” ujar Cindy sambil menyiram kepala Mira dengan kuah Mie ayam yang panas.
“Aduh panas tolong seluruh badan ku panas sekali Ibu panas bu tolong,” teriak Mira kepanasan.
“Hahahaha sekarang kamu rasain akibatnya dan ingat jangan coba-coba lapor ke Bu Anna atau kamu enggak sekedar aku siram kuah mie ayam tapi aku siram pakai air yang baru mendidih,” ancam Cindy sambil berlari ke kelas.
“Aku minta izin Bu Anna saja deh pulang ke rumah,” kata Mira menangis.

Di Ruang Guru Mira sangat dikhawatirkan oleh Bu Anna ia terus menerus bertanya siapa yang menyiram Mira sampai badannya melepuh semua kemudian Bu Anna pun memberikan baju ganti untuk Mira pakai lalu mengantarnya pulang.
“Permisi Bu Anna saya mau minta izin pulang bu,” kata Mira.
“Ya ampun Mira kamu kenapa siapa yang nyiram kamu pasti air panas ya yang disiram ke kamu badan kamu sampai melepuh kayak begini,”kata Bu Anna Panic.
“Enggak apa-apa kok Bu saya boleh pulang kan Bu saya sudah kepanasan sekali Bu badan saya melepuh semua saya mau ketemu ibu saya,” pinta Mira semakin menangis.
“Baiklah kamu Ibu Izinkan pulang tapi pakai dulu baju ganti ini jadi kamu enggak basah kuyup Ibu antarkan pulang ya supaya kamu lebih cepat sampai dan diobati sama Ibu kamu,” kata Bu Anna.
“Terima kasih ya Bu, ibu baik sekali,” kata Mira agak tenang.

Dua puluh menit kemudian…..

“Ini rumah kamu Mira?” tanya Bu Anna.
“Iya Bu Rumah saya sangat kecil dan terbuat dari seng-seng sisa jadi jelek begini maaf ya Bu tapi nanti baju ibu bisa bau kalau terlalu lama disini karena disini dekat kali dan banyak tong sampahnya,” jawab Mira.
“Bukannya ibu takut baju ibu bau tapi sebaiknya ibu kembali ke sekolah pasti anak-anak sudah ribut sekarang kasihan guru piketnya,” ujar Bu Anna.
“Iya Bu hati-hati dijalan dan kalau ibu mau jalan yang langsung menuju jalan ke sekolah ibu belok kanan lalu terus saja setelah mentok belok ke kiri maka ibu akan sampai ke dekat sekolah,” kata Mira.
“Iya terima kasih banyak ya Mira kamu juga cepat obati badanmu itu panggil ibumu,” teriak Bu Anna dari jauh.
“Sama-sama Bu Anna saya akan segera obati badan saya tenang saja bu,” balas Mira.

Saat ia masuk ke rumah, rumahnya tampak sepi dan gelap karena Ibunya sedang pergi menyemir sepatu terpaksa Mira menunggu sampai ibunya pulang dan untuk mengisi waktu Mira langsung mengerjakan tugas nya yang biasanya dilakukan di sore hari.
“Aku pulang kok sepi eh ibu pergi kerja nyemir sepatu lagi padahal sudah aku larang biar aku saja yang kerja eh ibu malah pergi terpaksa tunggu sampai malam,” kata Mira.
“Permisi Bu Wati saya Ibu tetanga mau minta tolong Bu,” teriak tetangga Mira.
“Ya eh Ibu Santi ada apa ya Bu?” tanya Mira.
“Lho Mira kok enggak sekolah terus kenapa badannya merah-merah begitu,” jawab Bu Santi.
“Oh saya tadi pagi kesiram air panas makanya enggak sekolah,” kata Mira bohong.
“Begitu ya kamu kasihan sekali ya Mira begini ibu mau minta tolong sapi saya enggak mau makan rumput atau makanan sapi kalau mati kan bisa gawat Mira,” kata Bu Santi.
“Oh Ibu saya pernah kasih tau caranya ke saya Bu tapi saya bekerja dulu saya harus memerah susu sapi kasih makan ayam nyiramin padi di sawah sama metik tomat dan kol terus saya harus ngambil kayu bakar buat nanti malam supaya enggak dingin dirumah saya,”jawab Mira.
“Bagaimana ya Mira kalau enggak cepat-cepat ditolong sapi saya bisa mati,” ujar Bu Santi.
“Kalau begitu baiklah Bu saya akan tolong sapi Ibu dulu,” kata Mira.

Di rumah Ibu Santi….
“ Nah ini sapi saya Mira kamu yakin kamu bisa,” tanya Bu Santi agak cemas.
“Insya allah saya bisa Bu saya hanya bisa berdoa dan mengunakan keahlian saya,” jawab Mira sambil mencuci tanganya.
“Kalau begitu kalau kamu perlu peralatan ternak ambil saja digudang yang besar itu, ibu mau masak dulu di dapur takut Fatimah keburu pulang,” kata Bu Santi.
“Iya Bu,” kata Mira.
Mira memang sangat ahli dengan penyembuhan binatang ternak dan Fatimah adalah teman masa kecil Mira yang sekarang sudah kelas 2 SMP dan Fatimah sekarang sudah tidak mau lagi bermain dengan Mira karena ia tak mau lagi bermain dengan anak kecil bahkan dengan Fahry adik laki-lakinya Fatimah tak mau bermain.
Tanpa sadar sudah lima jam Mira disitu ia tak sempat memasak dan melakukan pekerjaan lainya saat pulang ia hanya mendapat omel ibunya sudah warung tak buka belum memberi makan ternak mengambil telur ayam dan memeras susu sapi.
“Alhamdulilah sapi ini mau makan lagi nah makan yang banyak ya supaya sehat,” kata Mira tampak senang akan pekerjaanya yang berhasil dengan baik.
“Bagaimana Mira dia sudah mau makan?” tanya Bu Santi.
“Sudah Bu makanya lahap sekali ternyata dia sedang hamil Bu makanya kurang nafsu makan tapi sudah saya kasih dia ramuan ternak kok Bu ini saya beri lagi kasih setiap hari ya Bu kalau habis minta saja lagi sama ibu saya,” jawab Mira.
“Begitu ya makasih ya Mira kamu baik sekali,” puji Bu Santi.
“Terima kasih ya Bu Santi tapi sekarang jam berapa ya Bu?” kata Mira.
“Jam Empat kenapa memangnya Mira,” kata Bu Santi.
“Apa jam empat ya ampun saya belum buka warung sama mengurusi ternak maaf ya bu saya permisi salam saja buat Fatimah dan Fahry Asalam mualaikum,” ujar Mira panic.
“Iya hati-hati dijalan ya,” kata Bu Santi.

Di Rumah Mira…..

“Aduh aku bisa dimarahi sama Ibu kalau belum kerjakan tugas,” kata Mira takut.
“Mira kenapa kamu enggak buka toko kenapa belum kasih makan ternak kita mana telur ayam nya terus susu sapinya mana?” kata Ibu Mira marah besar.
“Maaf Bu saya belum kasih makan ternak sama ambil telur ayam sama ngambil susu sapi tadi saya bantuin sapinya Bu Santi yang sedang hamil Bu,” jawab Mira makin takut.
“Alasan saja kamu Mira jangan kamu pikir Bapak sudah enggak ada kamu masih bisa bohong sama Ibu kamu keluyuran ke mana hah,” omel Ibu Mira semakin marah.
“Bu Mira enggak pernah bohong Mira tadi bantuin sapi Bu Santi yang sedang hamil dan enggak nafsu makan Bu juga semenjak Bapak ada Mira enggak pernah bohong sama Ibu,” ujar Mira menangis.
“Ibu mengerti kalau kamu itu anak yang baik tapi kita mau makan apa malam ini telur enggak ada apa-apa enggak ada Ibu sudah capek ngurusin kamu Mira Ibu sudah cape-cape banting tulang kerja kamu malah asyik-asyikan main,” kata Ibu Mira.
“Mira kan sudah bilang sama Ibu, ibu jangan kerja lagi biar Mira saja yang kerja Ibu jangan kerja jadi Ibu enggak akan cape kayak begini aku sudah bilang berpuluh-puluh kali kan,” kata Mira berusaha membela dirinya.
“Mira sayang dengarkan Ibu, Ibu enggak mau kamu cape cuma karena Ibu kamu masih kecil Mira seharusnya kamu sekolah bukanya merasakan pekerjaan yang berat,” ujar Ibu Mira sambil memeluk Mira dan mencium pipinya
“Ibu besok kan hari sabtu aku libur sekolah aku mau Bantu Ibu nyemir boleh ya Bu,” kata Mira.
“Mira kamu jaga warung saja sudah cukup untuk ibu besok ibu juga enggak nyemir jadi ibu akan mengurus ternak kamu tenang saja ya mungkin Ibu juga enggak akan nyemir lagi,” ujar Ibu Mira.
“Bener Bu Ibu enggak akan nyemir lagi kalau begitu Mira setuju Bu kalau begitu kan cukup adil Bu nah sekarang aku mau mandi dulu ya Bu,” kata Mira gembira 100%.
“Eh Mira tunggu badan kamu kenapa kok merah-merah begitu sakit ya mana sini mama lihat,” ujar Ibu Mira cemas.
“Ah ini ya Bu Cuma perih sediikit besok juga sudah hilang ibu enggak usah khawatir ya Bu aku mau mandi dulu,” kata Mira bohong.

“Kamu bilang kamu enggak pernah bohong sama Ibu sekarang mana buktinya ayo bilang kenapa badan kamu kalau kamu enggak mau jawab Ibu akan tetap nyemir sepatu,” kata Ibu Mira.
“Iya deh Bu Mira ceritakan begini tadi siang Mira disiram pakai air panas sama teman Mira namanya Cindy dan Claudia dia marah sama aku karena sudah jajan sama Tara temanya,” jelas Mira jujur.
“Anak kembar itu lagi yang berulah sini mama obati dulu baru mandi ya lain kali kamu jangan ber urusan lagi sama mereka kamu kalau di ajak berantem sama mereka lapor saja ke Ibu Guru,” kata Ibu Mira sambil mengambil salep untuk luka bakar.
“Baik Bu saya akan lakukan,” kata Mira.

Hari senin pun Tiba saatnya Mira ke sekolah lagi Mira hanya bisa menahan takut untuk bertemu si anak kembar Cindy dan Claudia beruntung Cindy dan Claudia belum datang ternyata mereka berdua terlambat sekolah karena itu Bu Anna menyetrap mereka saat pelajaran Matematika, yang juga menyenangkan saatnya pemilihan wakil lomba menyanyi dari kelas enam dan beruntung Mira dan suara emasnya lah yang menang padahal selama ini hanya Cindy, Claudia, Tara, Gisella dan Gracia yang menjadi wakil di setiap tahun.
“Duh aku takut masuk kelas nih pasti ada si Cindy dan Claudia,” kata Mira bimbang.
“Hey Mira jangan berdiri di depan pintu dong kalau mau masuk masuk saja,” kata Tara yang berdiri di belakangnya.
“Eh Tara kamu bikin aku kaget saja aku pikir Cindy dan Claudia,” kata Mira kaget.

“Cindy dan Claudia belum datang ayo cepat masuk keburu bel,” kata Tara.
“Iya,” kata Mira agak lega.

Saat pelajaran dimulai….

“Nah jadi begitulah cara mencari KPK dan FPB pada soal ini,” jelas Bu Anna.
“Permisi Bu maaf kami terlambat,” kata Cindy dan Clauia bersamaan
“Kenapa kalian terlambat anak kembar hukuman kalian hari ini adalah berdiri di depan sampai pelajaran ibu selesai kalian tau kalian sudah terlambat satu jam ini sudah jam delapan memangnya kalian ke mana sih?” tanya Bu Anna marah.
“Mobil kami mogok Bu sopir saya yang belegug itu enggak bisa memperbaikinya dengan cepat makanya kita jalan kaki,” jawab Cindy dan Claudia

“Sudah sana berdiri cepat dan anak-anak kalian enggak boleh mencontoh sikap anak kembar ini ya kalian harus mencontoh sikap yang dimiliki Tara dan Mira mengerti,” kata Bu Anna.
“Mengerti Bu,” kata anak-anak kelas 6B.
“Dan satu hal lagi hari ini kita akan mengadakan pemilihan calon wakil kelas kita, Tara tolong maju ke depan dan Bantu Ibu ya,” kata Bu Anna.
“Baik Bu Anna,” kata Tara.
“Nah Bulan ini kalian yang menang mungkin akan rekaman di sebuah studio dan mengeluarkan album dan jadi Idola tapi itu hanya kemungkinan sekarang calonkan Enam orang murid perempuan,” kata Bu Anna
“Bu saya calonkan Cindy dan Claudia,” kata Elsa teman se genk Cindy dan Claudia.
“Tara tulis Cindy dan Claudia, ada lagi?” tanya Bu Anna.
“Iya Bu, Gisella dan Gracia,” kata Chika teman mereka berdua.
“Dua orang lagi siapa,” kata Bu Anna.
“Saya calonkan Mira dan Tara Bu,” kata Gita yang baik.
“Baiklah sudah pas enam orang sekarang keenam nya maju ke depan tapi Cindy dan Claudia tetap di posisi seperti itu,” kata Bu Anna.

Saat tes dimulai lagu yang dipilih oleh Mira adalah lagu kesukaan Fatimah teman satu-satunya yang dulu nya pernah bermain bersama Mira walaupun Cuma beberapa kali saja yaitu ‘Karena Wanita Ingin Di Mengerti,’ ciptaan band faforitnya ADA Band ya Fatimah memang sangat menyukai lagu itu sebab cita-citanya adalah menjadi R.A Kartini yaitu mempertahankan gelar kaum wanita di dunia ini tapi itu dulu waktu Fatimah masih kelas empat SD kini Fatimah sudah kelas 2 SMP kini cita-citanya adalah menjadi seorang Artis atau super Model.

Saat giliran Mira sudah selesai…..

“Wah Anak-anak suara kalian sangat bagus semua tapi Ibu rasa hanya ada satu orang yang menyanyi dengan kelembutan dan yang dituluskan oleh hatinya yaitu Mira suaramu seindah Bidadari Mira kamu mau kan menjadi wakil kelas kita,” puji Bu Anna kepada Mira
“Apa saya Bu tapi saya tak pantas Bu saya kan Cuma orang miskin,” kata Mira.
“Dia benar Bu masa kelas kita diwakili sama gembel kayak dia kan bisa pilih Tara Bu yang mendingan sedikit,” kata Cindy
“Kalian mau Protes kalau begitu hukumanya ditambah jadi bersihin kamar mandi sekarang juga,” kata Bu Anna.

“Benar kata Bu Anna saya saja sampai ingin mendengar suara Mira terus suaranya sangat bagus seperti Gita Gutawa saja,” kata Elsa
“Plok, Plok, Plok, Plok, Plok,” tepukan tangan Tara.
“Plok, Plok, Plok, Plok, Plok,” yang lain pun mengikuti.
“Baiklah wakil kelas kita adalah Mira,” kata Bu Anna.

Saat Istirahat Mira terkejut karena teman-temannya yang biasanya menjauhinya mendekatinya dan mengobrol denganya tentang suara Mira yang bagus.

“Baiklah anak-anak pelajaran kita selesai dilanjutkan dengan pelajaran Musik sehabis istirahat,” kata Bu Anna.
“Eh Mira kami enggak nyangka lho suara kamu sebagus itu maaf ya kami selalu mengejek aku kamu jarang menyanyi sih jadi kami enggak begitu tau,” puji Elsa.
“Eh iya aku sangat suka menyanyi tapi aku malu nanti aku disangkain orang bloon lagi nyanyi-nyanyi sendiri aku kan Cuma anak orang miskin,” jawab Mira malu.
“Siapa bilang kamu miskin,” kata Tara.
“Eh maksud kamu apa Tara?” tanya Mira bingung.
“Kamu orang yang sangat kaya hati kamu kaya akan kebaikan, ketulusan, cinta, kelembutan, dan rasa seorang penolong,” jawab Tara sambil memegang kedua tangan Mira.
“Tara selama ini kamu selalu baik sama aku padahal aku enggak sederajat sama kamu aku cuma anak penjaga warung pingir jalan tapi kamu baik sekali walaupun Cindy dan Claudia sering sekali memarahi kamu,” kata Mira mau menangis.
“Kenapa aku harus musuhan sama kamu bukannya kata Bu Anna kalau punya teman tak boleh pilih-pilih kaya miskin sama saja kan,” jelas Tara penuh kelembutan.
“Tara aku rasa hanya kamu orang yang baik padaku,” kata Mira menangis.
“Mira aku sangat senang akhirnya kamu mau menerima aku sebagai teman kamu yang selalu mendukung kamu,” kata Tara.

Kemudian Cindy dan Claudia dengan tampang galak dan penuh kebencian mendorong Mira hingga jatuh dari tempat duduknya, dan kemudian mereka berdua yang iri kepada Mira lagsung mengejek Mira dan membuat Mira menjadi tak PD lagi untung ada Tara, Elsa dan teman-teman Mira lainya yang membela Mira dan membuat Mira PD kembali.
“Heh Mira kamu tuh ya nyebelin banget tau enggak sih padahal kan kamu Cuma anak gembel kok kamu bisa sih jadi wakil kelas kita,” ejek Cindy sinis.
“Tau bisa-bisa kelas kita diangap kelas enggak keren lagi yang milih orang miskin kayak kamu jadi wakil kelas kita,” tambah Claudia.
“Aku enggak tau kan Bu Anna yang milih aku,” kata Mira takut.
“Alah alasan aja kamu, kamu apain Bu Anna sampai-sampai Bu Anna bisa milih kamu kamu nyogok Bu Anna ya,” teriak Claudia.
“Eh Claudia gimana mau nyogok coba buat makan dia sama ibunya aja susah apalagi buat nyogok orang,” kata Cindy tertawa.
“Hey Cindy Claudia kalian itu cantik tapi kenapa sih kalian punya hati yang jelek kayak begitu sih kan kasihan Mira kalian kerjain terus,” bela Tara.
“Kamu jangan ikut campur ya Tara kamu mau aku keluarin dari genk,” ancam Claudia.
“Memang aku mau keluar dari genk kamu untuk apa aku masuk ke genk iblis kayak genk kamu sama Cindy,” balas Tara.
“Aku juga mau keluar dari genk kamu Cindy Claudia aku mau berteman saja dengan Mira aku enggak mau lagi ngatain dia aku sadar kalau selama ini aku sudah banyak berbuat kesalahan sama Mira,” tambah Elsa jujur.
“Ok kalau itu mau kalian tapi kalian pasti akan malu punya teman gembel kayak Mira ini udah deh kita pergi aja yuk Claudia kita cabut dari sekelompok orang-orang tolol ini,” kata Cindy.
“Sudah jangan terlalu dipikirkan kata-kata Cindy dan Claudia tadi kamu enggak kayak orang gembel kok kami juga enggak keberatan dekat-dekat sama kamu,” hibur Tara.
“Kalian semua telah membuat ku semangat lagi terima kasih ya teman-teman,” kata Mira.

Akhirnya hari itu pun tiba juga Mira akan mengikuti lomba menyanyi antar kelas di sekolahnya dan ternyata Mira berhasil menang dan ada seoran Produser rekaman yang melihat Mira saat menyanyi tadi ia menawarkan agar Mira mau rekaman di tempatnya dan menjadi bintang terkenal betapa senangnya Mira.

Saat selesai Lomba…..

“Kamu Mira ya?” tanya Produser itu.
“Ya saya Mira anda siapa ya,” jawab Mira.
“Saya Produser rekaman kamu mau tidak rekaman di studio saya dan menjadi Idola anak-anak yang terkenal,” kata Produser itu.
“Benarkah itu Pak saya senang sekali saya bisa memperbaiki hidup saya,” kata Mira girang.

“Mira selamat ya,” kata Tara.
“Kamu hebat sekali aku sangat senang bisa jadi teman kamu,” tambah Elsa.
“Anu, Mira maafin kami ya kami sudah jahat sama kamu,” kata Cindy dan Claudia.
“Iya aku sudah maafin kalian berdua kok,” kata Mira.
“Benarkah terima kasih ya Mira,” kata Cindy dan Claudia girang.

Akhirnya semua berakhir dengan Baik Mira menjadi artis terkenal dan dia pun jadi punya banyak teman dan yang membuat Mira senang adalah Cindy dan Claudia sudah tak mengangunya lagi dan menjadi temanya juga ia tak dipangil Gembel, Miskin, Dekil atau kata-kata yang biasa di ucapkan Cindy dan Claudia untuk mengejek Mira tapi kini ia dipanggil ‘Malaikat Bersuara Emas,’ senangnya Mira.

No comments: